Warga Sleman Perlu Kembangkan Pangan Lokal
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Warga Sleman Perlu Kembangkan Pangan Lokal (ilustrasi). | Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemkab Sleman turut menggelar peringatan Hari Pangan Sedunia tingkat Kabupaten Sleman. Peringatan kali ini memang mengambil lokasi di lingkungan masyarakat, diselenggarakan di Kalurahan Sumberarum, Kapanewon Moyudan, Sleman.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Suparmono mengatakan, selama ini Hari Pangan Sedunia selalu berlangsung di perkantoran pemerintahan. Kali ini, mereka berkomitmen menggelar di tengah masyarakat.
"Jadi, kami yang turun ke masyarakat, bukan masyarakat yang datang ke kami," kata Suparmono, Kamis (20/10).
Kegiatan peringatan Hari Pangan Sedunia kali ini melibatkan puluhan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Khususnya, yang berada di Sleman untuk memamerkan potensi dan memasarkan produk olahan pertaniannya.
Bupati Sleman, Kustini Purnomo menyampaikan, kegiatan ini merupakan momentum untuk dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya permasalahan pangan. Serta, menjadi momentum menarik perhatian pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat.
Melalui Hari Pangan, ia menekankan, kita semua perlu berusaha untuk mendorong sekaligus memotivasi seluruh lapisan masyarakat. Terutama, kelompok-kelompok tani wanita agar dapat memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman pangan.
"Atau hortikultura cepat panen bagi pemenuhan kebutuhan sendiri," ujar Kustini.
Kustini menyebut, peringatan Hari Pangan Sedunia di Kabupaten Sleman kali ini bertajuk Pengembangan Pangan Lokal Menuju Kemandirian Pangan. Ia berharap, tema itu tidak sekadar tajuk, tapi sebagai ajakan untuk peduli ketersediaan pangan.
Menurut Kustini, tema itu memang memiliki makna seruan solidaritas kita bersama mengubah sistem pertanian. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, mengatasi kesenjangan, tingkatkan ketahanan, mencapai pembangunan berkelanjutan.
Pada kesempatan itu, Kustini turut mendorong masyarakat umum mampu memanfaatkan pekarangan sebagai lumbung pangan mereka. Dengan melakukan penanaman mandiri sayur-sayuran dan buah-buahan atau untuk ternak maupun untuk ikan dan lain-lain.
"Mari kita nandur apa yang dipangan," kata Kustini.
Turut diserahkan penghargaan seperti sertifikat PSAT-PDUK. Ada 13 label putih untuk empat pelaku usaha dan tujuh sertifikat label hijau untuk satu pelaku usaha. Sleman satu-satunya di Indonesia yang terbitkan sertifikat label hijau.
Kemudian, penghargaan evaluasi kelembagaan petani, bantuan roda tiga, bantuan alsintan, penyerahan bantuan bibit, pembagian buah dan sayur untuk 200 warga. Serta, penandatanganan prasasti IATD bidang peternakan dan bidang hortibun.