Selasa 25 Oct 2022 07:19 WIB

Program PINTAR Latih Guru Lebih Kreatif Mengajar

Sudah ada 120 sekolah di Provinsi Jambi yang menjadi mitra program PINTAR.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Stevy maradona
Siswa sekolah dasar mengikuti pelajaran memakai masker (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Siswa sekolah dasar mengikuti pelajaran memakai masker (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Tanoto Foundation melaksanakan kegiatan Program PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran di empat kabupaten di Provinsi Jambi, yakni Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Batanghari, dan Tebo. Provincial Coordinator Tanoto Foundation, Medi Yusva mengatakan, melalui program ini, pihaknya ingin turut berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di tingkat SDN/MI dan SMPN/MTs.

"Kita ingin menjadi katalisator untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena pendidikan berkualitas mendorong kesetaraan peluang," kata Medi saat melakukan kunjungan ke beberapa sekolah di Tanjung Jabung Timur, Selasa (18/10/2022).

 

Medi menjelaskan, program ini juga menggandeng pemerintah daerah setempat. Salah satunya, Tanoto Foundation terlebih dahulu melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Pemkab Tanjung Jabung Timur.

 

Setelah itu, ia mengungkapkan, proses berikutnya adalah menyeleksi sekolah dan membangun fasilitator daerah (fasda). Tujuannya untuk memastikan bahwa sekolah yang menjadi mitra Tanoto Foundation tidak diintervensi oleh program dari pihak lain.

 

Hingga kini, total ada sebanyak 120 sekolah di Provinsi Jambi yang menjadi mitra Tanoto Foundation. Dari jumlah tersebut, di masing-masing kabupaten terdapat 24 sekolah yang terdiri dari 16 SD/MI, dan 8 SMP/MTs.

 

"Kita enggak mau itu (intervensi program lain) terjadi karena kita mau membentuk model yang benar-benar intevensi Tanoto Foundation," ujarnya.

 

"Intervensi itu bisa diukur dari titik 0, di pertengahan hingga akhir. Seberapa besar sih perubahannya dan ini bahan advokasi kita untuk pendataan. Kita juga berupaya untuk melakukan program biaya serendah mungkin, agar pemerintah daerah tidak melihat bahwa ini beban nantinya (karena) terlalu besar alokasinya untuk pelatihan guru," tambahnya menjelaskan.

 

Medi menyebut, target sasaran Program PINTAR ini adalah guru kelas yang mengajar di setiap sekolah mitra dengan pendekatan lima mata pelajaran pokok, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS. Dia menyampaikan, setiap guru nantinya akan diberi pelatihan untuk mempraktikkan cara mengajar yang aktif dan intetaktif. 

 

"Bagaimana guru mengajar, apakah guru melibatkan siswa secara aktif, apakah perencanaan pembelajaran sudah berjalan atau tidak, apakah guru melakukan apresiasi terhadap muridnya, itu semua kita dorong," ungkap dia.

 

Meski demikian, Medi mengatakan, Program PINTAR tidak hanya sekadar melatih para guru, tetapi juga melaksanakan pendampingan atau mentoring terkait cara mengajar yang berbeda. Sehingga para siswa akan merasakan dampak langsung dari pola mengajar yang lebih interaktif.

 

"Kita melakukan pendampingan yang dilakukan oleh fasda ini sendiri kepada guru-guru lainnya," jelas dia.

 

Selain itu, organisasi filantropi ini juga mencanangkan sejumlah target. Antara lain, yakni transparansi di tingkat kepala sekolah, supervisi pengajaran, pelibatan masyarakat sekitar dalam membangun sekolah, dan budaya baca.

 

Dia menambahkan, salah satu klausul dalam MoU tersebut, pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan diseminasi atau pengembangan melalui pembiayaan sendiri. Namun, pihaknya tidak mengikat berapa banyak jumlah sekolah yang dapat merasakan manfaat Program PINTAR ini.

 

"Karena pemerintah daerah kita tahu juga tidak semuanya sama (jumlah) alokasi dananya, kita menyesuaikan dengan kemampuan pembiayaan (masing-masing daerah)," tutur dia.

 

"Kita investasi di 24 sekolah, kita mendorong, kita advokasi dinas pendidikan dan pemerintah daerah tentunya untuk menyebarluaskan praktik baik yang di 24 sekolah ini," imbuhnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Muhamad Eduard menyebut, sinergisitas pihaknya dengan Tanoto Foundation selama ini berjalan sangat baik dan aktif. Salah satunya, menurut dia, organisasi ini telah membantu para guru yang ada di wilayah Tanjung Jabung Timur dalam hal penerapan implementasi Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

 

"Kami di sini selaku pengampu pendidikan yang diberikan amanah oleh pimpinan, kalau dibilang enggak tahu ya enggak juga sih mengenai KM, tapi kalau dibilang tahu-tahu amat enggak juga. Jadi disitu Tanoto Foundation sudah mengambil peran sedemikian rupa sehingga kami dalam pelaksanaan itu merasa sangat terbantu," kata Eduard.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMPN 12 Tanjung Jabung Timur, Anita Sriyuanti. Dia mengungkapkan, setelah pihaknya bergabung dengan Tanoto Foundation dan mempraktikkan pembelajaran yang aktif mampu meningkatkan minat belajar para siswa.

 

"Terlihat siswa lebih paham dan lebih bisa menyerap yang diberikan oleh guru," kata Anita.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement