Selasa 25 Oct 2022 14:46 WIB

Nadiem akan Cermati Masukan Terhadap Kebijakan Kemendikbudristek

Semua masukan kebijakan kata Nadiem, akan dicermati dan menjadi bahan evaluasi

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyatakan menerima masukan terhadap kebijakan yang telah dia buat. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyatakan menerima masukan terhadap kebijakan yang telah dia buat. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyatakan menerima masukan terhadap kebijakan yang telah dia buat. Masukan-masukan dari berbagai pihak, termasuk guru, akan dicermati dan menjadi bahan evaluasi kebijakan-kebijakan Kemendikbudristek.

"Kami mendapat banyak masukan, misalnya seperti penyederhanaan proses administrasi agar tidak memberatkan guru, masukan terkait rekrutmen PPPK, tentang penyempurnaan platform Merdeka Mengajar, dan implementasi Permendikbudristek terkait penugasan Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah," kata Nadiem dalam siaran pers, Selasa (25/10/2022).

Baca Juga

Masukan-masukan itu Nadiem dapatkan saat berdiskusi dengan para kepala sekolah dan guru di Provinsi Kalimantan Barat, Senin (24/10/2022). Semua masukan tersebut, kata Nadiem, akan dicermati dan menjadi bahan evaluasi guna perbaikan program Merdeka Belajar.

"Masukan bapak ibu guru sangat berharga bagi kami. Pasti akan kami perhatikan dan pikirkan untuk ditindaklanjuti dalam program dan kebijakan," ujar dia.

Nadiem menjelaskan, dia juga menerima berbagai respons positif atas dampak implementasi program-program Merdeka Belajar. Respons itu dia dapatkan dari para kepala daerah, kepala dinas pendidikan, serta kepala sekolah di daerah tersebut.

"Kami bersyukur mendengar langsung bahwa berbagai program dan kebijakan yang kami upayakan selama ini mulai dirasakan dampak positifnya," ujar Nadiem.

Nadiem menjelaskan perubahan positif yang didorong Kemendikbudristek pada kurikulum. Di mana salah satu perubahan tersebut adalah dengan mengurangi beban kepadatan pelajaran sebanyak 30-40 persen, lebih fleksibel, dan berfokus pada hal yang esensial.

"Kepadatan materi pembelajaran di sekolah menimbulkan banyak komplain dari orang tua yang memiliki anak di sekolah, makanya kita rampingkan, kita sederhanakan agar lebih fokus kepada pendalaman materi," jelas Nadiem.

Hal itu Nadiem sebut sudah sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) agar tidak selalu merasa tertinggal dengan sekolah lain dan bisa berfokus pada hal-hal yang esensial.

"Fleksibilitas ini penting agar guru dapat lebih merdeka menentukan mau secepat apa, kemudian bisa fokus pada materi yang mendasar dan penting," kata dia.

Selain itu, implementasi penggunaan Platform Merdeka Mengajar telah dilaksanakan dengan baik oleh para guru di Pontianak. Sebagian besar guru-guru sudah menggunakan platform yang membantu mereka menerapkan kurikulum merdeka dan meningkatkan kompetensinya.

"Para guru memberikan berbagai macam masukan terhadap fitur-fitur yang akan mempermudah pembelajaran mereka, dan ini akan kami jadikan evaluasi," jelas Nadien.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengapreasiasi kehadiran Mendikbudristek di Kota Pontianak. "Hari ini menjadi istimewa bagi kami khususnya para guru, karena informasi yang selama ini kami terima bisa langsung didengarkan dari Mendikbudristek," kata dia.

Terobosan yang dilakukan Nadiem, lanjut Edi, akan dirasakan hasilnya setelah lima hingga sepuluh tahun ke depan. Dia berharap perubahan tersebut akan terus berlangsung dan program unggulan yang dilakukan Mendikbudristek dapat mentransformasi pendidikan khususnya di Kota Pontianak.

"Mari kita dukung langkah Mendikbudristek untuk perubahan lebih baik bagi sistem pendidikan kita," ajak Wali Kota Pontianak.

Dukungan program Merdeka Belajar turut disampaikan anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Adrianus Asia Sidot. "Semoga program ini membawa perubahan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat, dan Kota Pontianak dapat menjadi pioner," kata Adrianus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement