Temui FX Rudy, Gibran Curhat Soal Proyek Mangkrak
Rep: c02/ Red: Fernan Rahadi
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan menemui Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP FX Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Selasa (25/10/2022) pagi. Tujuannya untuk membicarakan persoalan beberapa proyek yang sempat mangkrak terkendala kontraktor.
Gibran mengaku pertemuannya dengan mantan Wali Kota Solo tersebut berhubungan dengan beberapa proyek yang putus kontrak sehingga keluar dari jadwal. Ia mengatakan pertemuan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemanggilan Rudy oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Rabu (26/10/2022) hari ini.
"Iya (Ketemu Rudy) tadi ngomongin proyek yang putus kontrak dan terlambat. Kita ngomongin itu, Juanda, MT Haryono, Mojo," kata Gibran di Balai Kota, Selasa.
Gibran mengatakan pertemuan tersebut murni guna membahas kemajuan proyek yang terlambat. Bahkan ia sengaja datang untuk minta diberi solusi dan bagaimana penyelesaiannya.
"Ya kan kalau ada masalah-masalah aku kan curhat sama pak Rudy to, maksudnya keterlambatan proyek, pak niki pripun (ini bagaimana-Red) solusinya, tadi banyak masukan bagus," terangnya.
Selain konsultasi, Gibran juga melaporkan kepada Rudy bahwa proyek akan segera berjalan kembali. Pasalnya pekan ini akan ada kontraktor baru yang akan tanda tangan.
"Minggu ini semua (kontraktor) akan tanda tangan kontrak baru ya untuk melanjutkan (proyek) Mojo, MT Haryono, Juanda rampung, tadi sudah saya laporkan ke ketua DPC ini selesai semua ya," terangnya.
Meskipun demikian Gibran tidak menampik bahwa Rudy sempat berbicara tentang pemanggilan tersebut. Namun, Gibran mengaku bahwa itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.
"Ya beliau tadi menyampaikan itu juga (dipanggil DPP), tapi ra ono hubungane karo aku to," katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Solo, YF Sukasno mengatakan pihaknya menyayangkan kontraktor karena kondisi keuangan yang buruk. Ia tidak menyoroti persoalan tentang tidak selesainya proyek. Proyek Jalan Kiai Mojo sendiri bernilai kontrak sekitar 3,9 miliar di kecamatan Pasar Kliwon. Sedangkan koridor Jalan Ir Juanda yang nilai kontraknya sebesar 3,6 miliar terletak di kecamatan Jebres macet karena sektor keuangan kontraktor bermasalah.
"Kami sangat menyayangkan, jadi Juanda itu kan dia bukan tidak selesai tapi kontraktornya tidak punya uang atau istilahnya kalau mereka ngomong cashflow-nya tidak sehat. Istilah apapun yang jelas mereka tidak punya uang, tidak bisa garap (proyek) tidak beli material, tidak bisa menggaji pekerja," kata Sukasno, ketika dihubungi, Kamis (13/10/2022).