REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan kawasan terdampak banjir di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung memiliki kerentanan tanah yang tinggi. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siarandaring diikuti di Jakarta, Selasa, mengatakan hal tersebut merujuk pada laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), bahwa kawasan pesisir Lampung Selatan merupakan tipe sedimen dengan kerentanan yang tinggi.
"Artinya daya serap airnya, daya kemampuan tanah untuk mengikat air itu mungkin tidak terlalu optimal. Ini kemudian yang menyebabkan terjadinya banjir yang cukup signifikan," ujar Abdul.
Dampak banjir Lampung Selatan cukup besar dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, maksimal 300 mm, dan menyebabkan empat orang meninggal dunia akibat terseret arus banjir, kata Abdul.
Sehingga menurut Abdul, langkah antisipasi mandiri perlu dilakukan saat curah hujan tinggi di kawasan tersebut. BNPB pun telah berkoordinasi dengan 514 kabupaten/kota dalam menghadapi kedatangan musim hujan yang lebih awal. Sehingga, tidak ada waktu untuk tidak menyiapkan kelengkapan alat perangkat dan personel saat ancaman telah ada di depan mata.
Abdul mengatakan dalam kondisi tersebut, penanaman pohon atau revitalisasi hutan adalah penanganan untuk solusi permanen masalah banjir.
Namun saat ancaman sudah dekat, saat ini yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan diri dengan kondisi kedaruratan.
"Tentu saja masyarakat pemerintah TNI-Polri memastikan alat perangkat personil di Kabupaten-Kabupaten, di Kota-Kota yang notabene itu sering terjadi banjir. Pastikan ada perahu, alat beratnya," kata dia.