Tragedi Kanjuruhan yang terjadi 1 Oktober 2022 dan malam Halloween di Itaewon, Korea Selatan pada 30 Oktober 2022, menebarkan luka mendalam bagi warga dunia. Dalam dua situasi tersebut, kerumunan yang tak terkendali kemudian berakhir pahit dengan jatuhnya ratusan korban.
Menengok jauh ke belakang, situasi kerumunan yang memakan korban jiwa sejatinya sering terjadi. Di antaranya, pada perayaan festival keagamaan di india pada Oktober 2013 yang menewaskan 115 orang.
Kemudian, ada pula situasi kebakaran di sebuah klub malam di Rhode Island, Amerika Serikat (AS) pada 2003 yang menewaskan 100 orang. Bahaya kerumunan memang dapat terjadi di mana pun, baik direncanakan atau tidak.
Dikutip dari Washington Post, Selasa (1/11/2022), para ahli mengatakan, setiap kali memasuki kerumunan, kita harus mempertimbangkan berbagai potensi bahaya yang mungkin terjadi. Di antaranya, apakah kerumunan memiliki potensi untuk menjadi tidak stabil.
“Menemukan atau menaksir adanya tumpukan massa relatif mudah. Tapi, selamat dari keramaian, seperti insiden di Korea, hampir tidak mungkin, sekali Anda berada di tengah-tengahnya," ujar Prof Keith Still, profesor tamu ilmu pengetahuan massa di University of Suffolk, Inggris.
Selain itu, ada pula hal-hal yang perlu kita perhatikan ketika kita berada dalam kerumunan. Di antaranya:
1. Usahakan untuk tahu dimana saja ada pintu keluar
Secara insting biasanya, kita akan berusaha keluar dari pintu dimana kita masuk. Tapi, hal ini belum tentu tepat, karena bisa saja pintu masuk kita bukan satu-satunya pintu yang berfungsi.
Oleh karena itu, ketika kita berada di dalam kerumunan, pastikan kita tahu dimana saja ada pintu keluar. Hal ini akan membantu kita memiliki opsi yang lebih baik ketika situasi kerumunan menjadi tak terkendali.
2. Kenali tanda-tanda kerumunan mulai tak kondusif
Beberapa indikasi bahaya yang sering terabaikan dalam sebuah kerumunan, adalah ketika kerumunan mulai bergerak melambat. Hal ini menandakan kepadatan orang mulai meningkat. “Ketika orang menyadari bahwa ada masalah, seringkali sudah terlambat,” kata Prof Martyn Amos, pakar kerumunan dan profesor ilmu komputer dan informasi di Universitas Northumbria, Newcatle, Inggris.
“Jika Anda mendapati diri Anda kehilangan otonomi gerakan, maka mungkin inilah saatnya untuk pindah ke bagian keramaian yang kurang padat. Jika Anda tidak dapat dengan mudah menggerakkan tangan Anda untuk membersihkan ruang di sekitar Anda, maka Anda berada dalam situasi berbahaya," ia menegaskan.
3. Jangan sampai jatuh
Jika kita benar-benar berada dalam kerumunan yang tidak kondusif, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan peluang untuk bertahan hidup. Salah satunya, adalah tetap berdiri.
Jika perlu, lepaskan sepatu yang tidak praktis, seperti sepatu hak tinggi. Termasuk ketika ternyata kita menjatuhkan sesuatu, jangan menunduk atau berusaha mencari barang yang terjatuh tersebut.
“Prioritas utama Anda setelah kerumunan menjadi tak kondusif adalah tetap tegak. Begitu Anda jatuh, orang akan jatuh di atas Anda atau memanjat Anda," ujar pengguna Twitter @belugasong, dalam sebuah utas yang viral.
4. Lindungi bagian dada kita
Para ahli mengingatkan, sangat penting untuk menghindari posisi lengan disematkan ke dada Anda. Alih-alih, angkat lengan dan siku Anda, untuk menciptakan ruang di depan dada Anda dan menghindari paru-paru Anda tertekan. “Kemampuan untuk menjaga dada tetap terlindungi adalah kunci untuk bertahan hidup, dan hampir tidak mungkin melakukan ini jika Anda tidak dapat menggerakkan lengan Anda,” kata Prof Amos.
Ia melanjutkan, jika memungkinkan pegang satu lengan bawah dengan tangan yang lain, dan buat semacam “zona penyangga” di sekitar dada dengan menguatkan siku.