Ekonomi global disebut mendekati kondisi gelap dan diprediksi akan berlanjut sampai satu hingga dua tahun ke depan. International Monetary Fund (IMF) bahkan memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023, dari yang semula dapat bertumbuh sebesar 3,8 persem, kini hanya menjadi 2,7 persen.
Kondisi tersebut ditengarai oleh lonjakan inflasi, suku bunga yang tinggi, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga terhambatnya rantai pasok global akibat konflik geopolitik. Rumitnya masalah ekonomi global tersebut berdampak pada ancaman resesi global yang kian nyata.
General Manager Kredivo, Lily Suriani mengatakan, salah satu faktor yang berkontribusi bagi fundamental ekonomi Indonesia adalah tingkat daya beli masyarakat. Menurut Lily, pada awal November 2022 ini, setidaknya terdapat lima hal yang dapat dilakukan saat menghadapi resesi.
1. Siapkan dana darurat
Dana darurat merupakan instrumen penting yang dapat dimanfaatkan jika sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan. Besaran dana darurat yang dimiliki minimal sejumlah tiga kali pengeluaran bulanan bagi yang masih berstatus lajang dan minimal enam kali pengeluaran bulanan bagi yang telah berkeluarga.
2. Berbelanja sesuai kebutuhan
Belanja konsumsi masyarakat memiliki peran penting bagi karena akan berdampak pada roda perekonomian yang dapat terus berputar. Oleh karena itu, tetaplah belanja barang sesuai dengan kebutuhan, terutama yang bersifat pokok dan penting.
3. Cerdas berinvestasi
Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, masyarakat tetap dapat berinvestasi namun dengan memperhatikan jenis instrumen investasi. Instrumen yang berisiko rendah dan mudah dicairkan, seperti reksadana pasar uang ataupun surat berharga negara (SBN) dapat menjadi pilihan yang cenderung aman dalam kondisi saat ini.
4. Amankan sumber penghasilan
Di tengah maraknya fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK), penting bagi masyarakat untuk dapat mempertahankan sumber penghasilan yang dimiliki. Oleh karena itu, apabila tidak ada permasalahan yang mendesak, maka usahakan untuk tidak keluar dari tempat kerja saat ini. Bahkan apabila memungkinkan, bisa mencari pekerjaan sampingan untuk menambah sumber penghasilan.
5. Susun skala prioritas kebutuhan
Skala prioritas diperlukan agar dapat mengetahui kebutuhan mana yang harus didahulukan serta mengetahui kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya. Dalam menghadapi kondisi saat ini, membeli kebutuhan sesuai dengan skala prioritas kebutuhan akan mendukung dalam menyehatkan arus keluar masuk (cash flow) keuangan sehari-hari.