REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Stok bahan pangan di Jabar hingga akhir tahun ini aman. Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Moh Arifin Soedjayana, stok berbagai kebutuhan pangan di Jabar hingga akhir tahun ini aman. Bahkan, hingga Januari karena selama ini menjadi daerah produsen dan pemasok berbagai komoditas. Terutama pangan strategis seperti beras surplus. Sedangkan ayam, naik turun.
"Stok aman sampai akhir tahun hanya harganya saja yang naik. Begitu juga tahun depan yang diprediksi akan krisis pangan Jabar insya allah aman," ujar Arifin di peringatan HPS 2022 tingkat Jawa Barat di Kiara Artha Park, Bandung, Selasa (8/11/2022).
Arifin mengatakan, komoditas yang tak stabil di Jabar hanya bahan pangan yang di impor. Misalnya, minyak goreng, tepung terigu, gula dan lainnya. Jabar, juga sudag melakukan ekspor antar daerah. Misalnya mengimpor bawang merah ke daerah lain. "Kami kerja sama bahan-bahan lokal ini akan menjadi budaya. Bagaimana kemudian mengurangi ketergantungan ke luar negeri. Jadi intinya pemberdayaan bahan lokal," katanya.
Untuk peringatan HPS 2022 tingkat Jawa Barat, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan Pemkot Bandung guna menggelar pekan pangan. Tak hanya dengan Pemkot Bandung, kolaborasi pun dilakukan dengan Badan Ketahanan Pangan Nasional dan juga Kodam III Siliwangi.
Menurutnya dalam acara ini, pihak Bapanas memberikan bantuan 3 unit river container 3 pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dapat digunakan untuk stok pangan.
“Nanti kalau panen hasilnya bisa disimpan dan dijual kembali kalau harga membaik. Kemudian ada sertifikat prima (tumbuhan) 3, kontrol veteriner (hewan) di pelaku usaha bidang pangan. Alhamdulillah Bapanas mengapresiasi luar biasa HPS 2022 tingkat Jawa Barat ini,” katanya.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memuji puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2022 tingkat Jawa Barat yang diinisiasi DKPP Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung.
Menurut Kepala Bapanas Arif Prasetyo Adi, Jawa Barat mampu membuktikan sebagai daerah yang berinovasi di tengah adanya ancaman krisis pangan, energi dan keuangan global saat ini.
Menurutnya HPS tingkat Jawa Barat yang menyertakan Gelaran Pangan Murah (GMP) di 100 titik menunjukan kolaborasi yang efektif dan efisien antara provinsi dan kabupaten/kota. “Ini bukti keberhasilan Jawa Barat mewujudkan kedaulatan pangan berkelanjutan. Jabar menjadi salah satu daerah yang berinovasi, kami apresiasi Jakarta bisa hidup dari pangan Jawa Barat. Sebagai salah satu lumbung nasional, Jawa Barat ini salah satu yang terbaik,” katanya.
Arif mengatakan, Presiden Jokowi sudah memberikan penegakan pada Bapanas agar terus menjaga kestabilan harga pangan. Arif memastikan dari sisi ketersediaan pangan mencukupi hingga akhir 2022.
“Saya himbau kita semua tidak perlu khawatir Indonesia akan krisis pangan, dari 11 komoditas pangan kita cukup sampai akhir tahun, yang perlu diwaspadai adalah harga, sehingga kita terus monitoring dan intervensi,” katanya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan HPS 2022 tingkat Jawa Barat dibarengi GMP di daerah merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat.
Jawa Barat, kata dia, dalam urusan pangan memahami pentingnya kebersamaan seluruh pihak dari mulai pusat, provinsi hingga kabupaten/kota. “Kami dibantu berbagai tingkatan, membantu untuk memenuhi ketersediaan pangan di Jawa Barat,” katanya.
Uu memastikan urusan ketahanan dan ketersediaan pangan adalah tugas pemerintah di berbagai jenjang. Jawa Barat sebagai salah satu penyumbang pangan terbesar di Indonesia memiliki kapasitas luar biasa dari sisi sumber daya pertanian hingga kelautan sampai pada jumlah UMKM.