Seorang Warga Tulungagung Meninggal Akibat Leptospirosis
Red: Muhammad Fakhruddin
Seorang Warga Tulungagung Meninggal Akibat Leptospirosis. Leptospirosis (ilustrasi) | Foto: wikipedia.org
REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG -- Seorang warga di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit leptospirosis (kencing tikus) dan terlambat mendapat pertolongan medis.
"Korban tidak dibawa ke dokter sehingga terlambat penanganan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung drKasil Rokhmat di Tulungagung, Jumat (11/11/2022).
Di daerah ini, penyakit leptospirosis sempat dinyatakan hilang.Kemunculan kasus terakhir diidentifikasi pada 2019 di Desa Bono dan Ngranti Kecamatan Boyolangu.Setelah dilakukan penanganan serius, kasus leptospirosis tak lagi ditemukan.
Bakteri leptospira juga tak ditemukan pada hewan tikus liar di lingkungan pemukiman maupun yang sudah menjangkit pada manusia.
Kasus kematian warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut yang meninggal akibat leptospirosis kali ini disebut sebagai kasus baru setelah sebelumnya dinyatakan reda.
"Korban sudah mengalami gejala leptospirosis sejak Minggu (30/10), namun keluarganya tidak tahu (bahwa itu penyakit leptospirosis, red.). Dianggap penyakit biasa sehingga tidak segera dibawa ke dokter," katanya.
Kasus ini baru terdeteksi lagi setelah korban yang mengalami pemburukan kondisi klinis dibawa ke RSUD dr. IskakKabupaten Tulungagung.
Dokter yang menanganinya melihat gejala yang dialami korban, seperti kulit kuning, mata merah dan nyeri pada tubuh, mencurigai akibat infeksi leptospirosis. Petugas lalu melakukan uji laboratorium dan hasilnya baru diketahui pada Minggu (6/11).
"Saat dibawa ke rumah sakit, gejalanya sudah mengarah ke leptospirosis. Korban segera mendapat penanganan (medis, red.) intensif, namun (kondisinya, red.) terlambat," ujarnya.
Dia menjelaskan penyakit leptospirosis disebabkan bakteri leptospira.Bakteri ini biasanya dibawa oleh hewan, sehingga dianggap zoonosisatau penyakit menular pada hewan ke manusia.
Bakteri ini bisa dibawa oleh tikus, kucing, anjing, sapi, atau kambing.Saat di hewan, bakteri ini tak menunjukkan gejala apapun.Gejala baru muncul pada manusia yang terkena bakteri ini.Bakteri ini masuk ke tubuh manusia melalui luka, makanan, dan minuman.