Jumat 18 Nov 2022 14:23 WIB

Barata Indonesia Rampungkan Pengerjaan Pabrik Bioethanol Mojokerto

Barata Indonesia telah selesaikan uji kelayakan pabrik Bioethanol dengan hasil prima

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Barata Indonesia (Persero) merampungkan pengerjaan pabrik Bioethanol Gempolkrep, Mojokerto. Barata bahkan telah menyelesaikan uji kelayakan atau performance test dengan hasil prima. Setelah diuji kelayakan, pabrik tersebut langsung diserahterimakan kepada PTPN X selaku pemilik.
PT Barata Indonesia (Persero) merampungkan pengerjaan pabrik Bioethanol Gempolkrep, Mojokerto. Barata bahkan telah menyelesaikan uji kelayakan atau performance test dengan hasil prima. Setelah diuji kelayakan, pabrik tersebut langsung diserahterimakan kepada PTPN X selaku pemilik.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Barata Indonesia (Persero) merampungkan pengerjaan pabrik Bioethanol Gempolkrep, Mojokerto. Barata bahkan telah menyelesaikan uji kelayakan atau performance test dengan hasil prima. Setelah diuji kelayakan, pabrik tersebut langsung diserahterimakan kepada PTPN X selaku pemilik.

Direktur Pemasaran PT Barata Indonesia (Persero), Sulistyo Handoko mengatakan, penyelesaian proyek ini merupakan salah satu komitmen perusahaan dalam mendukung terciptanya energi yang ramah lingkungan. Proyek tersebut juga diharapkan dapat mendukung program pemerintah dalam pembangunan ekosistem melalui hilirasasi industri gula yang mendorong ketahanan pangan.

"Kami optimistis penyelesaian proyek tersebut juga semakin mengukuhkan posisi Barata Indonesia sebagai satu satunya perusahaan di Indonesia yang mampu melakukan manufaktur serta konstruksi di industri gula dan turunannya," ujarnya, Jumat (18/11).

Sulistyo menjelaskan, dalam proyek ini, Barata Indonesia berperan dalam melakukan modernisasi teknologi proses untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku tetes. Termasuk mengerjakan fasilitas bisnis hilir yaitu fasilitas redistilasi Fuel Grade Ethanol (FGE) menjadi Extra Neutral Alcohol (ENA) berkualitas food grade berkapasitas 100 KLPD dan unit baru CO2 Plant yang berperan mengurangi emisi karbon.

Sulistyo melanjutkan, dalam menjawab tantangan bisnis, Perseroan saat ini bertransformasi menjadi perusahaan yang berfokus di bisnis manufaktur dan MES (Maintenance, Engineering, & Services) juga equipment supplier mendukung pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Contractor). Fokusnya di tiga sektor bisnis yaitu pembangkitan, hidromekanikal, serta foundry industri komponen dan pemesinan.

Dalam upaya meningkatkan daya saing dan ekspansi pasar, lanjut Sulistyo, perseroan menjalin kerja sama operation dengan Taiheiyo Engineering Corporation, asal Jepang untuk lokal konten industri semen dan PT Andritz untuk industri pulp and paper di pasar Asia. Aksi korporasi lainnya juga dilakukan Barata Indonesia melalui penyediaan komponen bagi kendaraan bus listrik dalam gelaran presidensi G20.

"Dalam bus listrik tersebut, Barata Indonesia memasok komponen Front Swing Arm, Front Disc Brake Casing, Front Wheel Hub, Steering Link, Front Connector Pad serta memproduksi Unit Fast Charging atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)" ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement