REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencuci seprai seringkali terasa seperti tugas berat. Tak heran, jika banyak orang menunda tugas yang membosankan itu.
Selain itu, aktivitas memasang seprai juga memakan waktu. Faktanya, sebuah survei oleh Hammond Furniture menemukan bahwa sepertiga orang Inggris mencuci tempat tidur mereka hanya setahun sekali.
Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa jarang mencuci seprai dapat menjadi bahaya kesehatan. Kasur sangat mudah menjadi sarang patogen. Menurut para peneliti, patogen dapat menyebabkan beberapa kondisi mematikan, termasuk pneumonia, radang usus buntu, dan gonore.
Pakar tidur di Bed Kingdom mengklaim bahwa tubuh mengeluarkan cairan dan minyak setiap malam saat tidur, bersama dengan ribuan sel kulit mati. Kondisi itu menarik tungau debu yang mengeluarkan kotoran yang terkait dengan alergi, asma, rinitis, dan eksim.
“Mengganti seprai setiap hari dianjurkan bagi orang yang sakit,” tulis Bed Kingdom dalam pernyataan, dilansir Mirror.co.uk, Jumat (25/11/2022).
Bed Kingdom mengatakan, kotoran dan tungau debu dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah pada beberapa orang. Gejalanya mungkin termasuk batuk, bersin, ruam kulit, mata gatal, dan hidung meler.
Tungau debu juga merupakan pemicu yang sangat umum bagi penderita asma. Karena itu, Anda akan merasakan manfaat kenyamanan dan kesehatan jika seprai dicuci lebih sering.
Dokter kulit Klinik Cleveland, Alok Via menjelaskan, organisme bakteri di tubuh manusia lebih banyak daripada sel mereka sendiri. Karena itu, ketika Anda membiarkan sel-sel kulit mati di seprai, maka bakteri itu dapat berkembang biak.
“Jika mereka kembali ke kulit Anda, itu bisa menyebabkan folikulitis,” ujar Via.
Penularan infeksi juga telah terbukti dapat terjadi melalui linen yang kotor. Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang berbahaya karena lebih menular dibandingkan jenis lainnya. Ini juga terkait erat dengan kondisi kesehatan yang parah seperti pneumonia.
Risiko lain yang dihadapi orang adalah radang usus buntu ketika bakteri atau parasit masuk ke saluran pencernaan. Johns Hopkins Medicine menjelaskan bahwa kondisi ini mungkin terjadi ketika saluran cerna yang menghubungkan usus besar dan usus buntu tersumbat atau terperangkap oleh tinja. Jika usus buntu pecah, maka dapat menyebabkan infeksi serius dan mematikan.
Agar sprei tidak menjadi sarana penularan, para ahli di Bed Kingdom merekomendasikan untuk mengalokasikan waktu mencuci sprei setidaknya seminggu sekali.
“Efek potensial pada kesehatan adalah alasan yang bagus untuk mendedikasikan waktu (mencuci seprai,” tulis Bed Kingdom.