REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nomor telepon 487 juta pengguna WhatsApp dilaporkan bocor dan dijual di forum komunitas peretasan. Menurut Cybernews, dataset tersebut diduga berisi data pengguna WhatsApp dari 84 negara dan nomor telepon lebih dari 32 juta pengguna dari Amerika Serikat (AS), 11 juta dari Inggris, dan 10 juta dari Rusia.
Selain ketiga negara itu, peretas juga mengklaim mempunyai nomor telepon milik warga negara lain. Yakni 45 juta warga Mesir, 35 juta warga Italia, 29 juta warga Arab Saudi, 20 juta warga Prancis, dan 20 juta warga Turki.
Dilansir New Indian Express, Senin (28/11/2022), peretas menjual dataset AS seharga 7.000 dolar AS, Inggris seharga 2.500 dolar AS, dan Jerman seharga 2.000 dolar AS. Peneliti Cybernews menghubungi peretas dan mengumpulkan sampel data.
Mereka menemukan sampel yang dibagikan berisi 1.097 nomor pengguna Inggris dan 817 AS. Setelah diselidiki, semua data dari sampel itu merupakan pengguna aktif WhatsApp.
Namun, peretas tidak merinci bagaimana mereka memperoleh data. Mereka menggunakan strategi dan mengklaim semua nomor itu milik pengguna WhatsApp.
Basis data ini dapat digunakan oleh peretas untuk spamming, upaya phishing, pencurian identitas, dan aktivitas kejahatan dunia maya lainnya. WhatsApp menyediakan banyak pengaturan privasi, seperti menyembunyikan status dan gambar profil yang dapat diaktifkan pengguna untuk melindungi diri dari pengintaian.