REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengupil kerap dipandang sebagai suatu kebiasaan yang kurang baik dan juga tidak sopan. Di samping itu, kebiasaan mengupil ternyata bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan.
Dampak mengupil bagi kesehatan ini disoroti dalam studi yang dilakukan oleh tim peneliti Griffith University. Studi ini menemukan bahwa kebiasaan mengupil bisa menjadi perantara yang memudahkan bakteri chlamydia pneumoniae masuk dan menginfeksi saluran pernapasan, lalu mengeksploitasi saraf yang ada di sepanjang rongga pernapasan dan otak.
Kondisi tersebut akan memicu terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat. Sebagai respons, sel-sel di otak akan mulai menyimpan protein beta amiloid yang merupakan penanda penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer adalah satu satu bentuk demensia yang paling umum.
"Kami merupakan yang pertama menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae bisa masuk secara langsung dari hidung dan menunju otak," jelas Ketua Clem Jones Centre for Neurobiology and Stem Cell Research, Prof James St John, seperti dilansir Express, Senin (28/11/2022).
Di otak, lanjut Prof John, bakteri tersebut akan merancang sebuah patologi yang tampak seperti penyakit Alzheimer. Seperti diungkapkan melalui jurnal Scientific Reports, studi ini dilakukan pada tikus sebagai hewan uji coba.
Akan tetapi, bukti yang didapatkan dari studi ini memiliki potensi yang menakutkan bagi manusia. Oleh karena itu, tim peneliti berencana untuk melakukan studi lebih lanjut pada manusia.
"Studi lanjutan diperlukan untuk mengonfirmasi apakah jalur yang sama juga beroperasi dengan cara yang serupa (pada manusia)," ujar Prof John.
Terkait temuan ini, Prof John mengatakan ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga lapisan hidung dan mungkin menurunkan risiko penyakit demensia. Salah satunya adalah menghindari kebiasaan yang dapat merusak lapisan di area dalam hidung.
"Mengupil dan mencabut bulu dari hidung bukan ide yang baik," kata Prof John.