Selasa 06 Dec 2022 18:02 WIB

Mengulik Potensi Bisnis Cloud di Indonesia

Pasar cloud di Indonesia, 90 persennya tetap dikuasai oleh pemain besar, seperti Google dan Amazon.

Rep: Vidita/ Red: Partner
.
Foto: network /Vidita
.

Pixabay/Bsdrouin
Pixabay/Bsdrouin

Teknologi, tak bisa dimungkiri, saat ini menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesan sebuah bisnis. Kemudahan untuk diakses dan bertransaksi menjadi kunci utama teknologi harus diimplementasikan di setiap lini bisnis.

Namun, biasanya pelaku usaha masih ragu untuk memberi, memelihara, dan mengamankan sistem informasi mereka sendiri. Besarnya biaya investasi menjadi kendala bagi pelaku usaha di Indonesia untuk mengembangkan teknologi informasinya.

Di sinilah, solusi cloud computing atau komputasi awan pun hadir. Teknologi komputasi awan memberikan penawaran bagi perusahaan yang membutuhkan sumber daya komputasi tanpa harus membangun infrastruktur IT sendiri.

PricewaterhouseCoopers (PwC) dalam risetnya berjudul 'The Impact of Cloud Computing on the Indonesia Economy', menuliskan cloud merupakan solusi bagi bisnis untuk mengekspansi jaringan di medium digital tanpa harus membuat data center berbiaya tinggi. Bahkan, perusahaan juga dapat melakukan efisiensi di bidang SDM untuk mengelola sistem digitalnya.

Dalam acara Selular Digital Telco Outlook (SDTO) 2023, yang digelar di Jakarta, Selasa (6/12), CEO Eranyacloud, Shanee Harjani menjelaskan, di Indonesia saat ini, dengan pengguna internet yang telah menyentuh 210 juta orang, bisnis komputasi awan, jelas memiliki peluang yang amat besar untuk berkembang.

‘Tapi, mesti diakui pasar cloud juga akan didominasi oleh para pemain besar atau hyperscale, seperti Google dan Amazon. Sekitar 90 persen dari pasar cloud Tanah Air, saat ini telah dikuasai mereka,” ungkap Shanee.

Pixabay/200 degrees
Pixabay/200 degrees

Meski begitu, lanjut dia, Eranyacloud tetap optimistis mampu berkembang dengan 10 persen potensi pasar yang masih tersisa. “Strateginya, adalah dengan menawarkan lebih dari sekadar solusi cloud, tapi juga manajemen infrastruktur digital, bagi perusahaan yang akan melakukan transformasi digital,” ungkap Shanee.

Pasar cloud di Indonesia yang telah mencapai 800 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun ini pun, diprediksi akan meningkat dua kali lipat pada tiga tahun mendatang. Pandemi, juga sukses meningkatkan kebutuhan akan solusi cloud, karena kini masyarakat semakin tergantung pada aktivitas daring dalam kehidupan sehari-hari.

Di tahun yang akan datang, Shanee meyakini, akan ada berbagai perkembangan tren teknologi baru di dunia solusi komputasi awan. Mulai dari, komputasi awan yang serverless, dimana penyimpanan bisa dilakukan dengan fleksibel sesuai kebutuhan pengguna.

Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan dan mesin belajar, disebut Shanee, juga akan mendominasi solusi cloud di tahun yang akan datang. Dan yang akan selalu menjadi aspek penting dalam industri solusi cloud, adalah tingkat keamanan.

Menurut Shanee, di tahun ini, semakin banyak masyarakat yang meningkatkan awareness-nya terhadap keamanan data. Terutama, pascasemakin banyaknya kebocoran data yang terjadi di sepanjang tahun ini.

sumber : https://digitaldonat.republika.co.id/posts/191420/mengulik-potensi-bisnis-cloud-di-indonesia
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement