DPRD Kota Yogya Dorong Shelter TBC
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
DPRD Kota Yogya Dorong Shelter TBC (ilustrasi). | Foto: Dok Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- DPRD Kota Yogyakarta mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk menyediakan shelter khusus untuk penanganan penyakit menular, termasuk tuberkulosis (TBC). Hal ini mengingat shelter yang baru disediakan khusus untuk penanganan Covid-19 yakni Shelter Tegalrejo.
"Shelter Covid-19 juga bisa dijadikan shelter TBC, karena pengobatan untuk TBC itu lama dan juga berpotensi menular," kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Krisnadi Setyawan saat 'Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan TBC di Kota Yogyakarta' di Horison Ultima Riss Malioboro Yogyakarta, Selasa (13/12).
Krisnandi berharap, Pemkot Yogyakarta dapat dimasukkan dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) di 2023. Hal ini mengingat kasus TBC di Kota Yogyakarta cukup tinggi.
"Kita memerlukan satu tempat atau shelter untuk menampung warga yang terpapar penyakit menular, tentunya shelter yang lebih permanen," ujar Krisnandi.
Krisnandi menuturkan, pembentukan shelter ini dilakukan agar penanganan TBC di Kota Yogyakarta lebih komprehensif. Terlebih, tidak semua warga yang menderita TBC memiliki lingkungan yang memadai untuk penanganan TBC.
"Kita memerlukan tempat khusus untuk merawat warga yang tentunya rentan, misalnya dari sisi pemukiman tidak layak untuk merawat yang terdampak. Pemkot wajib menyediakan shelter karena pengobatan TBC lama, dan kita harus memisahkan (penderita) dari keluarga di kelompok rentan agar bisa diobati dengan komprehensif," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kapan pembangunan shelter terutama untuk penanganan TBC ini.
Namun, memang sudah ada pembahasan untuk membangun shelter kedepannya. "Saya belum bisa mengatakan banyak, karena baru tahap pembahasan awal," kata Lana.
Pasalnya, untuk membangun shelter memerlukan anggaran yang tidak besar. "Belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan TAPD terkait anggaran. Mungkin mudah-mudahan dalam beberapa tahun kedepan ada kabar baik," jelasnya.
Lana menyebut, secara keseluruhan total kasus TBC yang sudah ditemukan dan dilaporkan di Kota Yogyakarta mencapai 1.154 kasus hingga 12 Desember. Berdasarkan proporsi, 29 persen penderita TBC merupakan anak-anak dan 71 persen lainnya merupakan dewasa.
"Angka Keberhasilan pengobatan TBC dari target 90 persen, kita baru 78,63 persen di Kota Yogyakarta. Jumlah kematian 68 orang atau delapan persen," ujar Lana.