REPUBLIKA.CO.ID, LUSAIL -- Tak ada yang benar-benar diunggulkan menjadi pemenang pada Final Piala Dunia 2022. Argentina berhadapan dengan Prancis di Stadion Lusail Iconic, Ahad (18/12) malam WIB.
Sejak awal, kedua tim sama-sama favorit calon juara. Baik La Albiceleste maupun Les Bleus berisikan amunisi mentereng. Detail kecil bisa menjadi penentu.
Skuat polesan Lionel Scaloni ingin menunjukkan sesuatu. Ini demi harga diri tim dari kawasan mereka. Sebelumnya, penyerang Prancis, Kylian Mbappe dinilai 'menghina' kualitas sepak bola Amerika Selatan.
"Argentina memiliki motivasi ekstra untuk membungkam Mbappe," demikian laporan yang dikutip dari express.co.uk, Jumat (16/12).
Situasi ini bermula saat bintang Paris Saint Germain itu diwawancarai oleh TNT Brasil. Dalam pernyataannya, Mbappe menilai La Albiceleste belum tampil bagus selama kualifikasi.
Secara umum ia merasa kualitas sepak bola Amerika Selatan mulai tertinggal dibandingkan dengan Eropa.
"Itu sebabnya anda melihat di beberapa Piala Dunia terakhir, selalu orang Eropa yang menang," kata Mbappe.
Sebenarnya, tak berlebihan apa yang diutarakan eks AS Monaco itu. Terakhir kali tim Amerika Selatan menjadi juara dunia, pada edisi 2002 lalu. Saat itu Brasil berjaya di Jepang dan Korea Selatan.
Setelahnya pada 2006 (Italia), 2010 (Spanyol), 2014 (Jerman). Teranyar, pada 2018 (Prancis). Jadi Les Bleus datang ke Qatar sebagai juatra bertahan.
Hanya saja komentar Mbappe sulit diterima para penggawa La Albiceleste. Lautaro Martinez salah satu yang bereaksi. Ia merasa secara individu, setiap hari mereka bisa bersaing dengan bintang-bintang benua biru.
Kiper Argentina, Emiliano Martinez juga bersuara. Menurutnya kondisi di Eropa tidak sesulit di Amerika Selatan. Ia menerangkan kubunya tak memiliki banyak waktu latihan saat bepergian dengan tim nasional.
"Anda kelelahan dan tidak banyak berlatih. Ketika seorang pemain Inggris pergi berlatih, dalam setengah jam mereka sampai di lapangan. Biarkan mereka menuju Bolivia, Kolombia atau Ekuador, dan lihat apakah semudah itu," tutur Martinez.
Fakta di atas memanaskan tensi menuju duel di Lusail Stadium. Adu taktik Lionel Scaloni vs Didier Deschamps juga menjadi bumbu penyedap pertandingan ini.