Pemkot Mojokerto Salurkan Bantuan Modal kepada KUBE Senilai Rp540 Juta
Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkot Mojokerto Salurkan Bantuan Modal kepada KUBE Senilai Rp540 Juta (ilustrasi). | Foto: Antara/Zabur Karuru
REPUBLIKA.CO.ID,MOJOKERTO -- Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur, menyalurkan Bantuan Modal Usaha Ekonomi Produktif kepada 27 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) se-Kota Mojokerto dengan total anggaran Rp540 juta atau masing-masing KUBE menerima bantuan senilai Rp20 juta.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, KUBE penerima manfaat terdiri atas beragam jenis usaha, di antaranya mulai dari makanan, kue, katering, kerajinan sulam, budi daya ikan lele, hingga penyedia jasa cuci pakaian dan persewaan baju adat.
"Kenapa bantuan yang sifatnya produktif? Karena saya tidak ingin masyarakat tergantung pada bantuan yang sifatnya seperti bansos yang seminggu, dua minggu habis. Bantuan seperti itu tidak akan membantu membangkitkan perekonomian," katanya di sela penyerahan bantuan yang bersumber dari APBD jenis Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di Kota Mojokerto.
Lebih lanjut, Ika Puspitasari menjelaskan, hal itu merupakan bagian dari komitmennya dalam membangkitkan perekonomian Kota Mojokerto, terutama sejak terjadinya pandemi COVID-19 dimana pengangguran semakin meningkat dan perekonomian mengalami pertumbuhan negatif.
Sehingga, kata dia, dengan adanya pemberian bantuan modal dapat mendorong penerima manfaat menjadi lebih produktif dan konsisten dalam menjalankan usahanya. Selain penghasilan yang meningkat, ke depan diharapkan mandiri secara ekonomi, tidak tergantung pada bansos.
"Sejak tahun 2020, bagaimana penganggaran untuk program pembangkitan ekonomi terus dikawal dengan serius. Hasilnya, terbukti perekonomian tumbuh dan angka pengangguran menurun," kata perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini.
Ia mengatakan, sejak terjadi pandemi di tahun 2020, pertumbuhan ekonomi mengalami tren negatif hingga mencapai -3,69 persen. Namun, di tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi kembali naik, menjadi 3,65 persen.
"Sementara tingkat pengangguran, di tahun 2020 naik dari 2,63 persen menjadi 6,74 persen, kemudian turun menjadi 5,05 persen di tahun 2022," kata Ika Puspitasari.