Wujudkan Sanitasi Sehat, Pemkot Mojokerto Bangun 11 IPAL Komunal
Red: Yusuf Assidiq
Petugas mengecek kadar air di Instalasi Pengolahan Air Limbah - IPAL (ilustrasi). | Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
REPUBLIKA.CO.ID, KOTA MOJOKERTO -- Pemerintah Kota Mojokerto Jawa Timur meresmikan 11 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang tersebar di sejumlah lingkungan di tiga kecamatan di kabupaten setempat. Ini sebagai upaya mewujudkan sanitasi lingkungan yang sehat bagi masyarakat.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan peresmian tersebut secara simbolis dipusatkan di IPAL komunal lingkungan Ketidur, Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto.
"Ini semata-mata kami laksanakan secara terus-menerus, berkelanjutan, dalam rangka kami ingin seluruh masyarakat di Kota Mojokerto, di setiap lingkungan, sehat," kata Ning Ita sapaan akrabnya.
Ia mengatakan, Pemkot Mojokerto telah menerima penghargaan predikat Open Defecation Free (ODF), dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di tahun-tahun sebelumnya.
Sehingga, kata dia, dengan keberlanjutan pembangunan IPAL komunal tahun ini menjadi bukti komitmen dan konsistensi Pemkot Mojokerto dalam membangun sanitasi sehat bagi masyarakat.
Pihaknya menyadari betul jika kesehatan tubuh manusia sangat dipengaruhi oleh kesehatan lingkungannya. Kesehatan lingkungan salah satunya dinilai dari kualitas air yang biasa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari warga.
"Demi kesehatan warga Kota Mojokerto, tahun depan kami juga akan tetap menyisir apabila masih ada lingkungan yang belum memiliki sanitasi yang sehat," kata dia.
Kepala Dinas PUPR Kota Mojokerto, Mashudi menambahkan, pembangunan IPAL komunal dibiayai dengan DAK (Dana Alokasi Khusus) dan Dana Alokasi Umum (DAU) 2022. Dengan rincian 10 unit menggunakan DAK dan satu unit dibiayai DAU. Dengan total dana sebesar Rp 4,4 miliar.
Usai pembangunan IPAL Komunal, kata dia, diharapkan warga yang terhimpun dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di sekitar masing-masing lokasi IPAL komunal dapat senantiasa bergotong-royong merawat dan menjaga sarana dan prasarana tersebut.
"Sehingga manfaat ang dirasakan tidak hanya jangka pendek, tapi jangka panjang," ujar Mashudi.