Rabu 04 Jan 2023 07:20 WIB

Catatan Fachry Ali Soal Pergantian Platform Republika dari Cetak ke Digital

Pandangan Fachry Ali Republika media non ideologis cermin perkembangan kelas menengah Muslim.

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Pengamat sosial keagamaan, Fachry Ali, mengatakan memang mencermati sepak terjang Republika sejak awal terbitnya hingga 30 tahun sesudahnya, yakni ketika media ini pindah dari platform cetak ke digital. Menurutnya, memang banyak pihak terutama di kalangan umat Islam terkejut, namun itu juga dipahami sebagai sebuah kenyataan zaman akan datangnya era baru dalam media yang mulai muncul sejak tahun 1990-an.

Fachry Ali.
Fachry Ali.

Fachry dalam perbicangan melalui wattaps, Rabu pagi (4/1/2023) menegaskan bila dikaj dari segi point of view, memang ada sebuah hal khusus yang menarik. Yakni, tampilan Reoublika sebagai media yang sebenarnya tanpa ideologi politik. Ini berbeda dengan media masa Islam sebelumnya, seperti media massa era 1950-1960-an. Salah satunya adalah berbeda ekspresinya dengan harian Abadi yang milik sebuah partai politik Islam, yakni Masyumi.

''ini berbeda dengan Harian Abadi. Kehadiran Republika merupakan usaha merayakan keterlepasan, atau lebih tepat, ‘kemerdekaan’ berartikulasi ‘Islam Kota’ dari beban ideologis masa lalu. Jika dilihat secara lebih dramatis, Republika adalah realisasi slogan Nurcholish Madjid pada pertengahan 1960-an: ‘Islam Yes, Partai Islam No,'' kata Fachry Ali.

Atas situasi tersebut, maka Republika mempunyai sifat sebagau media non ideologis. Ini karena Republika berdiri di tengah sebuah keadaan atas terjadinya perubahan sosial umat Islam Indonesia yang tengah bertransformasi menjadi apa yang disebut sebagai Islam kota.