REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina terus menjalankan komitmennya sebagai motor penggerak transisi energi di Indonesia. Bekerja sama dengan Jababeka, Pertamina menghadirkan bauran energi melalui pembangunan dan pengembangan energi yang lebih ramah lingkungan.
Kerja sama tersebut menghasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 230 kWp yang mendukung kebutuhan listrik di Net Zero Industrial Cluster pertama di Asia Tenggara. Jababeka juga menjadi satu dari 12 Net Zero Industrial Cluster di seluruh dunia. Langkah ini merupakan kerja sama strategis Pertamina dan Jababeka untuk aktif dalam upaya menciptakan ekosistem energi bersih di Indonesia dan dunia.
PLTS ini diresmikan Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Chief Executive Officer Pertamina New and Renewable Energy Dannif Danusaputro dan Direktur Utama Jababeka Tjahjadi Rahardja, Rabu (11/1/2023).
Terpasang di Kawasan Industri Jababeka, PLTS yang mampu menghasilkan listrik sebesar 308 MWh pertahun ini berpotensi mereduksi Co2 sebesar 258 ton CO2 per tahun dan siap beroperasi untuk mendukung terwujudnya Green Industrial Estate Jababeka.
Bersama dengan peresmian PLTS ini juga diselenggarakan Deklarasi Jababeka Net Zero Forum sebagai wadah untuk berkolaborasi, belajar, berdiskusi, berbagi informasi terkait dekarbonisasi dan mewujudkan Kawasan Industri Net Zero di Indonesia.
Menurut Dadan, potensi energi surya di Indonesia dapat mencapai 207,8 gigawatt (GW). Hal ini disebabkan Indonesia berada di garis khatulistiwa yang mendapatkan panas matahari sepanjang tahun, terutama saat musim kemarau. Indonesia menjadi daerah yang sangat potensial untuk pengembangan PLTS sebagai sumber energi bersih.
“Pemerintah sangat mendukung kerja sama sejenis demi menciptakan iklim industri dan ekosistem bisnis yang green di Indonesia,” kata Dadan melalui siaran persnya, Kamis (12/1/2023).
Nicke menyebut kerja sama ini sangat bermanfaat, tidak hanya menciptakan energi bersih, tapi juga bisa menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain. “Kolaborasi ini sejalan dengan target pemerintah dalam transisi energi. Di samping itu, proyek ini akan memberikan benefit bagi tenant industri di Jababeka dalam meningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan,” ujar Nicke.
Hal senada diungkap Dannif. Menurut dia, kerja sama ini sangat startegis, karena pengembangan energi bersih akan menjadi salah satu fokus bisnis Pertamina di masa depan, dan tidak hanya Pertamina, industri-industri lainnya juga akan mulai untuk terlibat aktif dalam pemenfaatan energi baru terbarukan ini.
“Kami sangat menyambut baik sinergi ini, mengingat inisiatif ini mendukung upaya penurunan emisi. Pertamina NRE sangat antusias untuk menyediakan solusi bagi industri yang memiliki komitmen untuk meningkatkan pemanfaatan energi hijau,” kata Dannif.
Menurut Tjahjadi, penyediaan infrastruktur bagi kawasan industri adalah bisnis utama dari PT Jababeka Infrastruktur seiring dengan komitmen pemerintah untuk transisi energi, Dengan visi Jababeka untuk menjadi pionir dalam green industrial estate, kolaborasi ini menjadi sangat sejalan. Jababeka mengambil langkah nyata dengan pemanfaatan energi surya sebagai energi terbarukan.
“Dengan ini kami berkolaborasi bersama Pertamina NRE dan mendukung peran Pertamina dalam transisi energi,semoga bisa menjadi langkah awal mewujudkan Net Zero Industrial Cluster yang bisa menjadi benchmark bagi lokasi industri lainnya” ujar Tjahjadi.
Jababeka mengelola area kawasan di Cikarang, Tanjung Lesung, Kendal, dan Morotai, serta merupakan ‘rumah’ dari lebih dari 2.000 tenan industri yang berasal dari 30 negara. Untuk pengembangan PLTS sendiri pada keseluruhan kawasan tersebut punya potensi sampai kapasitas 75 MW.
Pertamina melalui subholdingnya, Pertamina NRE agresif membangun bisnis hijau untuk mendukung Net Zero Emission 20260. Selain pengembangan energi terbarukan seperti Geothermal, Solar, dan biogas, Pertamina NRE juga fokus pada inisiatif low carbon business seperti nature based solutions serta pengembangan bisnis energi masa depan seperti baterai dan kendaraan listri, bisnis karbon, hidrogen serta green industrial cluster.
Pertamina berkomitmen kuat untuk menerapkan aspek environment, social, and governance (ESG) dalam menjalankan bisnis serta mendukung Tujuan Pembangunan Keberlanjutan. Pertamina juga berkomitmen untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam peta jalan Net Zero Emission 2060.