REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mencatat total volume operasi pasar beras pada awal Januari 2023 tembus hingga 100 ribu ton. Bulog memastikan upaya stabilisasi pasokan dan harga bakal terus digenjot dengan menggelontorkan pasokan cadangan.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengatakan, sesuai arahan presiden pihaknya telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran Bulog untuk memastikan operasi pasar yang sudah berjalan lancar di tahun 2022 makin digencarkan lagi guna meredam gejolak harga di pasar.
Lelaki yang akrab disapa Buwas itu turut meminta masyarakat agar tidak perlu khawatir karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada kenaikan harga.
"Kondisi sekarang ini belum musim panen raya jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga, itu sebabnya operasi pasar berlangsung intensif,” kata Budi dalam siaran pers, Kamis (19/1/2023).
Ia melanjutkan, kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Bulog bertujuan menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.
Kedatangan beras impor menjadikan stok cadangan beras pemerintah di BULOG kini menjadi 683 ribu ton. Tambahan beras impor, kata Buwas, semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.
“Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya,” kata Budi Waseso.
Ia menambahkan, selain mendapatkan tambahan stok beras impor, Bulog juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang. Harapannya semua stok cadangan beras pemerintah pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.
Bulog, kata Buwas, terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemeirntah daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi.