Jumat 20 Jan 2023 17:56 WIB

Dokter: Jika di Posyandu Ada Anak yang Berat Badannya Kurang, Segera Rujuk ke Puskemas

Perbaikan sistem rujukan stunting termasuk di posyandu dinilai menjadi hal penting.

Pencegahan stunting di posyandu. (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pencegahan stunting di posyandu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan anak dr Cut Nurul Hafifah mengatakan, perbaikan sistem rujukan stunting termasuk di posyandu menjadi hal utama yang perlu dilakukan saat ini untuk mencegah stunting.

"Jika di posyandu ada anak yang berat badannya tidak naik adekuat, maka harus segera dirujuk ke puskesmas untuk dievaluasi asupan nutrisinya dan dicari tanda bahaya yang terjadi (red flags)," ujar Nurul yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia itu, Jumat (20/1/2023).

Baca Juga

Dokter spesialis anak subspesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik ini mengatakan hal penting lainnya yaitu mengedepankan pemberian makanan tambahan berprotein hewani tinggi di posyandu. Nurul yang berpraktik di RS Pondok Indah mengatakan masyarakat kurang mampu harus menjadi sasaran utama pemberian asupan makanan berprotein hewani tinggi tersebut. Tindakan ini juga harus disertai edukasi berkelanjutan terkait asupangizi anak.

Menurut Nurul, upaya pencegahan stunting dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Pencegahan primer diterapkan kepada anak yang sehat dengan memastikan asupan protein hewani tercukupi.

"Misalnya, pada anak usia enam hingga 12 bulan disarankan untuk mengonsumsi satu butir telur per hari," kata dia.

Sementara itu, pencegahan sekunder diterapkan kepada anak yang mengalami weight faltering, yaitu kondisi berat badan yang tidak naik adekuat. Pencegahan ini dilakukan dengan cara mencari penyebab kenaikan berat badan yang tidak adekuat tersebut.

Nurul mengatakan, umumnya masalah berat badan terjadi akibat asupan nutrisi yang kurang atau adanya penyakit medis yang perlu diobati. "Penerapan kedua jenis pencegahan tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kejadian stunting," kata dia.

Stunting merupakan kekurangan gizi pada bayi di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang. Terkait dengan Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) setiap 25 Januari, Nurul berpesan agar anak-anak dipastikan mendapatkan makanan yang bervariasi dengan menu lengkap. Selain itu, penting juga mereka untuk selalu dipantau pertumbuhannya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement