Imunisasi Digencarkan Antisipasi Peningkatan Campak di Yogyakarta
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas medis menyuntikan imunisasi campak rubella kepada anak (ilustrasi) | Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut imunisasi terus ditingkatkan untuk mengantisipasi campak. Hal ini mengingat ada peningkatan kasus campak di Kota Yogyakarta pada 2022.
"Iya (ditingkatkan), imunisasi dasar lengkap namanya. Kan cukup banyak imunisasi dasar lengkap, sejak bayi lahir sampai dengan boosternya," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah kepada Republika, Selasa (24/1).
Lana mengatakan, pada 2022 pihaknya mencatat ada sembilan kasus campak di Kota Yogyakarta. Dari kasus tersebut, ada dua kasus memiliki hubungan epidemiologi yang teramati pada Agustus tahun lalu.
Meski ditemukan kasus-kasus tersebut, di Kota Yogyakarta tidak dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) campak. Lana juga menyebut bahwa di Januari 2023 ini belum ada laporan terjadinya kasus campak di Kota Yogyakarta.
"Januari (2023) ini belum ada laporan. Artinya kalau adapun positif satu kasus dalam waktu berjauhan, bisa jadi itu terinfeksi dari luar dan tidak dinyatakan sebagai KLB. Peningkatan kasus mungkin iya, tapi tidak mesti peningkatan kasus itu merupakan KLB," ujar Lana.
Saat ini, capaian imunisasi campak untuk Provinsi DIY sendiri sudah tinggi. Namun, capaian imunisasi campak untuk Kota Yogyakarta masih di bawah capaian provinsi.
"Sebetulnya DIY di tingkat nasional paling baik. Imunisasi dasar lengkap cakupan DIY 98 persen, sedangkan target minimal 95, kita sudah terlampaui (dari target minimal) semua kabupaten/kota," jelasnya.
Meski capaian imunisasi Kota Yogyakarta sudah di atas target minimal, lanjutnya, namun masih di bawah Kabupaten Sleman dan Bantul. Lana menjelaskan, saat ini capaian imunisasi campak di Kota Yogyakarta mencapai 96 persen.
Untuk itu, pihaknya terus meningkatkan cakupan imunisasi campak di Kota Yogyakarta. Dengan harapan, seluruh anak dapat diimunisasi dalam rangka mengantisipasi peningkatan kasus campak yang dapat terjadi.
"Cuma di Kota Yogyakarta masih termasuk kalah dari Sleman dan Bantul, kita termasuk rendah di bawah rata-rata DIY. Kota Yogya baru 96 persen, tetap masih harus kita tingkatkan, maunya 100 persen semua anak-anak terlindungi," katanya.
Ia menjelaskan, untuk imunisasi campak sendiri sudah tidak berbayar di Kota Yogyakarta. Pada imunisasi dasar lengkap, ada tiga kali imunisasi campak yang diberikan kepada anak.
Imunisasi campak pertama diberikan pada anak usia sembilan hingga 12 bulan. Selanjutnya, diberikan imunisasi booster pada anak usia 18 bulan.
"Ada lagi kita berikan saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) itu pada Agustus pada anak kelas satu (SD). Jadi program tiga kali itu sebetulnya bisa melindungi seorang anak dari penularan penyakit campak," tambah Lana.