REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –-- Teknologi kecerdasan buatan kini merambah hingga ranah medis. Tahun 2023 menjadi tahun terlihatnya potensi AI dalam mengurangi kesenjangan kesehatan. Jika biasanya pasien menggunakan jam tangan pintar bahwa mereka memiliki irama jantung yang tidak normal, maka saat ini kemampuan tersebut diperkuat oleh kehadiran teknologi AI.
Dilansir Wired, Rabu (1/2/2023), pada tahun 2023, ini akan diperluas ke diagnosis awal semua lesi kulit, infeksi saluran kemih, infeksi telinga anak-anak, dan semakin banyak kondisi umum yang tidak mengancam jiwa. Ini merupakan langkah awal menuju pelatih kesehatan virtual
Dalam pekerjaan sehari-hari, pada tahun 2023 dokter juga akan dibantu oleh AI. Misalnya, dokter tidak perlu lagi mengetik data medis. Kini ada pencatatan otomatis percakapan antara dokter dan pasien saat berkunjung.
Selain itu, ketika pemeriksaan radiologi di rumah sakit di seluruh dunia akan semakin banyak menggunakan citra medis, di antaranya ada sinar-x dan pemindaian Computerized Tomography (CT), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Positron Emission Tomography (PET), untuk pertama kali hasilnya dibaca dan dievaluasi oleh mesin AI.
Salah satu kemampuan baru AI yang paling menarik adalah menginstruksikan orang yang belum terlatih dan belum tahu untuk memperoleh gambar medis melalui smartphone. Seseorang tanpa pengetahuan medis apa pun dapat memasukkan transduser ultrasound ke smartphone dan secara instan memperoleh gambar berkualitas tinggi.
Algoritma AI menginstruksikan orang untuk menggerakkan transduser ke atas atau ke bawah, searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam yang secara otomatis dapat menangkap gambar saat memenuhi standar objektif.
Ini akan memperluas kemampuan untuk melakukan pencitraan medis pada sebagian besar bagian tubuh (kecuali otak), di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun. Bersamaan dengan itu, algoritma juga sedang dikembangkan untuk interpretasi otomatis yang akurat.