Bank Jatim Berkomitmen Perkuat Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
PT Bank Jatim Tbk | Foto: Bank Jatim
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berkomitmen untuk terus melakukan berbagai inovasi dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG). Inovasi yang dilahirkan diharapkan dapat mendorong perusahaan bisa bersaing dengan perusahaan publik lain, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di ASEAN.
"Sebagai BUMD dan juga perusahaan publik yang memiliki multilevel stakeholder, kami sangat perlu untuk terus memperkuat GCG demi mewujudkan perusahaan yang transparan dan akuntabel," kata Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman, Kamis (2/2).
Ia mengklaim, berkat penerapan GCG yang baik, Bank Jatim sukses mencatatkan pertumbuhan selama 2022. Hal itu terlihat dari kinerja BUMD per kuartal III/ 2022. Di mana laba perseroan per September 2022 mencapai Rp 1,2 triliun.
Tumbuh 1,51 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Bank Jatim juga tercatat masuk ke dalam jajaran ASEAN Asset Class PLCs, alias perusahaan yang memiliki tata kelola baik dan layak dilirik kalangan investor global.
Hal tersebut berdasarkan penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) 2021. Busrul menjelaskan, ada sembilan emiten yang masuk dalam etalase ASEAN Asset Class PLCs.
Dari semua emiten tersebut, Bank Jatim jadi satu-satunya bank pembangunan daerah yang berhasil meraih penghargaan pada event yang diselenggarakan oleh ASEAN Capital Market Forum (ACMF).
"Predikat penghargaan yang kami raih yaitu ASEAN Asset Class. Hal ini sebagai bentuk apresiasi karena Bank Jatim konsisten dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik sesuai standar ASEAN," ujarnya.
Ia menjelaskan, ACGS Awards diberikan berdasarkan penilaian praktik GCG para emiten atau perusahaan publik di wilayah Asia Tenggara. Proses peer-review dilakukan setiap dua tahun dan diikuti oleh enam negara ASEAN.
Yaitu Indonesia, Malaysia, Filifina, Thailand, Singapura, dan Vietnam. Penilaian tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi perusahaan di Indonesia untuk dapat terus meningkatkan implementasi dari GCG sehingga dapat memajukan pasar modal Tanah Air.