Petani Lahan Pasir Kulon Progo Panen Raya Bawang Merah
Red: Fuji Pratiwi
Petani menanam bibit bawang merah di lahan persawahan Srikayangan, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta, Kamis (18/8/2022) (ilustrasi). Petani lahan pesisir di Desa Banaran, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), panen raya bawang merah seluas 20 hektare dengan harga di tingkat petani sebesar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per meter persegi. | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Petani lahan pesisir di Desa Banaran, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), panen raya bawang merah seluas 20 hektare dengan harga di tingkat petani sebesar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per meter persegi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Kamis (2/2/2023) mengatakan, hasil tanam bawang di lahan pesisir pantai ini ternyata cukup menjanjikan baik secara kualitas dan ekonomi. Saat ini, harga komoditas bawang merah sedang tinggi sehingga sangat menguntungkan petani sementara jangka waktu tanam hingga panen yang hanya dua bulan.
"Kebetulan saat panen ini luar biasa harganya," kata Aris.
Harga bawang merah berkisar Rp 20 juta hingga Rp 30 juta per seribu meter persegi. Angka itu terbilang sangat tinggi dan keuntungan petani bisa mencapai antara Rp 15 juta sampai Rp 17 juta per 1.000 meter dalam jangka waktu dua bulan saja.
Ia mengatakan, Kelompok Tani Sidodadi Desa Banaran menanam bawang merah di lahan pasir seluas 20 hektare. Hal ini menyebabkan putaran uang di Trisik, Desa Banaran kira-kira bisa Rp 5 miliar.
"Perputaran uang ini luar bisa. Harapannya menjadi sentra bawang merah di Kulon Progo selain Srikayangan yang lahan sawah kita lahan pantai pesisir," kata Aris.
Aris berharapan, kondisi ini mampu meningkatkan pendapatan para petani dan bisa ikut mengendalikan inflasi sekaligus bisa menurunkan kemiskinan di Kulon Progo.
"Ini yang selalu menjadi komitmen dari pemerintah sekaligus juga bisa menurunkan kemiskinan," kata dia.
Aris juga mengapresiasi upaya Kelompok Tani Sidodadi dalam mengembangkan bawang merah dengan beberapa inovasi penggunaan teknologi irigasi modern. Teknologinya berupa irigasi sprinkel dan sistem irigasi kabut yang dapat menghemat biaya operasional pengolahan tanaman sehingga mampu meningkatkan keuntungan bagi para petani.
Ketua Kelompok Tani Sidodadi Ngatimin menyampaikan, kelompoknya mengolah sekitar 20 hektare lahan dengan anggota 80 orang petani yang masing-masing mengolah 2.000-3.000 meter hingga satu hektare per orang. Penanaman bawang merah ini sebenarnya hanya memanfaatkan potensi lahan Cabai PaKU (Cabai Pantai Kulon Progo) yang sedang dalam masa jeda usai panen.
"Dengan fasilitasi bantuan benih dari DPP ditambah swadaya petani, ternyata lahan ini mampu menghasilkan bawang merah yang baik hingga dua kali masa tanam hingga saat ini," kata Ngatimin.