Kerap Banjir Bandang, Pemkot Semarang Cari Solusi Jangka Panjang

Red: Yusuf Assidiq

Foto udara kondisi banjir bandang yang melanda Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jawa Tengah (ilustrasi)
Foto udara kondisi banjir bandang yang melanda Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jawa Tengah (ilustrasi) | Foto: ANTARA/Aji Styawan

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kota Semarang segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi jangka panjang atas permasalahan banjir bandang yang disebabkan luapan sungai yang bermuara ke Sungai Babon.

"Ini kan luapan air dari Sungai Mluweh di Kabupaten Semarang melewati sungai-sungai sampai Sungai Babon," kata Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin di Semarang, Ahad (19/2/2023).

Perumahan Dinar Indah dan kawasan Rowosari Semarang, Sabtu (18/2), kembali diterjang banjir bandang seiring tingginya intensitas hujan di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang.

Iswar mengakui bahwa perumahan yang terdampak banjir bandang itu memang bermasalah secara perizinan, karena peruntukan kawasannya bukan permukiman, dan pengembangnya kabur tak bertanggung jawab.

Sejauh ini, Pemkot Semarang terus berupaya mencari solusi terbaik bagi warga. Tanggul sungai juga diperbaiki dan diperkuat, namun tetap saja tidak kuat menahan besarnya debit air kiriman dari wilayah atas.

Menurut Iswar, debit air dari hulu Sungai Babon belakangan ini memang besar yang kemungkinan selain karena curah hujan tinggi, juga adanya perubahan fungsi lahan di daerah atas, yakni Kabupaten Semarang.

Pembuatan tanggul bukan solusi permanen, lanjut dia, mengingat tipikal sungai yang alirannya selalu berubah, dipengaruhi kondisi struktur tanah yang mudah lepas diterpa arus sungai.

Ia mengatakan kondisi tersebut juga membuat sungai cepat dangkal karena sedimentasi cepat menumpuk. Akhirnya, kapasitas sungai mengecil, sehingga tidak sanggup menampung debit air besar dari atas.

"Sungai-sungai ini juga bukan milik pemkot. Punya BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), di bawah kementerian. Biaya normalisasi juga besar. Ya, tapi tidak mungkin membiarkan banjir begini terus," katanya.

Maka dari itu, kata Iswar, mengatakan perlunya duduk bersama mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan banjir di Semarang. Antara lain dengan membangun kisdam-kisdam di sepanjang aliran sungai.

"Kisdam-kisdam ini setidaknya bisa menahan debit air, sekaligus memanen air. Jadi, sedimentasi bisa tersaring dulu. Ya, secara makro harus ada manajemen tata kelola air dari atas ke bawah," ujarnya.

Pada awal Januari lalu, Perumahan Dinar Indah Semarang juga diterjang banjir bandang akibat jebolnya tanggul Sungai Pengkol yang bersebelahan dengan permukiman warga, tercatat satu korban meninggal dunia.

Banjir bandang itu merupakan yang terparah, dan kesekian kalinya menerjang perumahan tersebut. Ketinggian air saat banjir bandang pada awal Januari lalu sudah mencapai atap rumah warga.

Sebelumnya, Pemkot Semarang sudah mengajukan pembangunan rumah susun kepada Kementerian PUPR yang akan digunakan sebagai tempat relokasi warga Perumahan Dinar Indah Semarang.

Terkait


Perumahan Semarang Banjir, PLN Pastikan Sarana Kelistrikan Tertangani Cepat

Banjir Kembali Terjang Perumahan Dinar Indah dan Rowosari Semarang

Sejumlah Wilayah di Ponorogo Diterjang Banjir Bandang, Warga Mengungsi

Longsor Hulu Sungai Akibatkan Banjir Bandang Bondowoso

156 Personel Polres Bondowoso Siaga Bantu Korban Banjir Bandang

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark