REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mencatat hingga saat ini sudah terjadi 10 kali gempa susulan pascagempa Magnitudo 5,8 hingga Senin (27/2/2023). Titik gempa tercatat berbeda-beda, meski berasal dari sesar yang sama.
"Sampai dengan pukul 10.00 WITA, tercatat sudah terjadi 10 kali gempa susulan, titiknya berbeda-beda, tetapi sesar penyebabnya sama yakni sesar Behoa," kata Kepala BMKG stasiun Geofisika Kota Palu, Sujabar, di Palu.
Ia menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum menerima adanya laporan kerusakan akibat gempa dari Magnitudo 5,8 kemudian dimutakhirkan menjadi Magnitudo 5,5 yang terjadi sekitar pukul 09.26 WITA.
"Belum ada laporan kerusakan, kami berencana akan meninjau langsung ke lokasi gempa," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tetap memperbaharui informasi dari BMKG atau pemerintah setempat.
"Jangan mempercayai informasi yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu pantau website dan informasi dari BMKG," ujarnya.
Kepala Subseksi Operasi SAR dan Siaga, Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Palu, Andi Sultan juga mengimbau kepada warga di kota itu dan Sulteng umumnya agar tenang dan tidak mudah tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Hingga saat ini dari laporan yang kami terima dari BPBD Kabupaten Poso, yang menyatakan guncangan gempa bumi ini dirasakan secara signifikan oleh warga Kabupaten Poso dan sekitarnya," katanya.
"Kami juga telah mengimbau kepada masyarakat agar memeriksa dan pastikan kondisi rumah tempat tinggal dalam kondisi aman (tidak retak) sehingga bila ada getaran/gempa susulan tidak membahayakan penghuni rumah," ujarnya.
Pihaknya telah menyiagakan personel dan Alut POS Pencarian dan Pertolongan Parigi dan Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, yang siap kapanpun dikerahkan, apabila memang dibutuhkan.