REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Louvre Surabaya Erick Herlangga membantah terlibat dalam kasus pengaturan skor di turnamen Asean Basketball League (ABL) Invitational 2023. Erick merasa disudutkan setelah induk organisasi basket Indonesia PP Perbasi memberikan sanksi pembekuan terhadap timnya.
"Saya merasa kecewa seakan-akan mereka menuduh saya. Di sini saya merasa dizalimi," ungkap pria lulusan NHI Bandung tahun 1999 itu saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2023).
Erick wajar membantah terlibat pengaturan skor bahwa tim Louvre Surabaya mengalah saat bertanding. Game yang terindikasi pengaturan skor di antaranya saat Louvre berhadapan dengan tim Thailand, Cooly Bangkok Tigers.
Saat itu dalam laga yang digelar di OCBC Arena, Kamis (5/1/2023) silam, Louvre meraih kemenangan dengan skor 124-97 atas tim Negeri Gajah Putih. Itu satu-satunya kemenangan tim asal kota Pahlawan pada ajang ABL Invitational 2023.
"Tuduhan itu mengatakannya bahwa saya bertaruh kalah dengan 100 ribu dolar AS. Saya sendiri enggak tahu caranya bagaimana nyatanya kami menang," tambah pria yang menduduki jabatan sebagai Presiden PT Golden Tulip Hospitality Management itu.
Saat ini, Louvre Surabaya sendiri masih diberikan hukuman oleh Perbasi dengan tidak boleh melakukan aktivitas baik pemilik klub hingga para pemain.
Hal tersebut buntut dari investigasi yang saat ini tengah dilakukan Perbasi dari beberapa pelanggaran yang dilakukan Louvre selama ABL Invitational 2023.