REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Salah satu keistimewaan yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW adalah, Dia memberinya kemampuan untuk melihat sesuatu yang ada di belakangnya. Ini sebagaimana dia dapat melihat sesuatu yang ada di depannya.
Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasululullah SAW bersabda:
"Apakah kalian melihat kiblatku di sini? Demi Allah, aku mengetahui kekhusyukanmu dan rukukmu. Aku bisa melihat kalian dari belakangku." (Muttafaq Alaih)
Hadits lainnya dalam riwayat Muslim berbunyi:
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْوَلِيدِ يَعْنِي ابْنَ كَثِيرٍ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ يَوْمًا ثُمَّ انْصَرَفَ فَقَالَ يَا فُلَانُ أَلَا تُحْسِنُ صَلَاتَكَ أَلَا يَنْظُرُ الْمُصَلِّي إِذَا صَلَّى كَيْفَ يُصَلِّي فَإِنَّمَا يُصَلِّي لِنَفْسِهِ إِنِّي وَاللَّهِ لَأُبْصِرُ مِنْ وَرَائِي كَمَا أُبْصِرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin al-'Ala' al-Hamdani telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari al-Walid, yaitu Ibnu Katsir telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Abi Sa'id al-Maqburi dari bapaknya dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu dia berkata, "Rasulullah shalat mengimami kami pada suatu hari, kemudian beliau berpaling seraya bersabda, 'Wahai fulan, tidakkah kamu memperbagus shalatmu, tidakkah seorang yang shalat mencermati apabila dia shalat, bagaimana dia shalat. Dia shalat adalah untuk dirinya sendiri. Demi Allah, aku melihat dari arah belakangku sebagaimana aku melihat dari arah depanku'."
Imam Nawawi Rah menegaskan dalam penjelasannya terhadap shahih Muslim bahwa para ulama berkata, "Makna hadits itu ialah bahwa Allah telah menciptakan indra di punggung Nabi SAW. Sehingga, beliau bisa melihat apa-apa yang ada di belakangnya. "
Hal ini sungguh luar biasa, bahkan ada kejadian yang lebih dari itu, Hal ini tidak bisa disangkal oleh akal maupun syariat. Bahkan, syariat telah mengatakan dengan jelas, maka wajib bagi tiap orang untuk membenarkannya.
Al Qadhi Iyadh mengatakan bahwa Imam Ahmad bin Hanbal Rah dan mayoritas ulama berkata, "Yang dimaksud dengan melihat ialah melihat dengan mata yang sesungguhnya."
Sumber:
Keagungan Nabi Muhammad / DR Ibrahim Mulaakhathir (Gema Insani Press)