Rabu 08 Mar 2023 14:33 WIB

Ini Alasan Orang Indonesia Hobi Nonton Video Pendek

Pertumbuhan video pendek dari tahun ke tahun luar biasa.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Orang Indonesia menghabiskan 2,1 jam per hari untuk menonton video pendek (ilustrasi)
Foto: Google
Orang Indonesia menghabiskan 2,1 jam per hari untuk menonton video pendek (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Spesialis riset pasar global dan opini publik, Ipsos Indonesia, mengungkapkan pasar video pendek telah meningkat selama tiga tahun terakhir. Menurut studi yang berjudul Indonesia Short Video White Paper 2023, total pengguna aktif bulanan mencapai 100 juta dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 55 persen.

Executive Director Ipsos Indonesia Joseph Kristofel mengatakan penetrasi pengguna dalam sebulan terakhir, video pendek menduduki urutan ketiga (70 persen) sebagai platform media yang sering digunakan orang Indonesia.

Baca Juga

“Meskipun usianya relatif muda, pertumbuhan video pendek dari tahun ke tahun luar biasa. Tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi di global,” kata Joseph di Grand Hyatt, Jakarta Pusat.

Urutan pertama dan kedua ditempati oleh media sosial (84 persen) dan video panjang (80 persen). Kemudian urutan keempat hingga ketujuh, diikuti oleh musik digital/podcast (54 persen), situs web berita (52 persen), streaming berbayar (49 persen), dan tv kabel (28 persen).

Joseph menyebut orang Indonesia menghabiskan 2,1 jam per hari untuk menonton video pendek. “Short video bisa menjadi sumber berita dan mendapat kabar terkini. Kalau lihat short video kira-kira dua menit, tetapi kalau dikalkulasi sehari, mereka bisa menghabiskan waktu hingga 2,1 jam,” ujar dia.

Menurut studi, ada berbagai alasan orang Indonesia menonton video pendek. Namun, alasan pertama adalah adalah membuang waktu yang membosankan (56 persen).

Selain untuk menghabiskan waktu, alasan lain adalah hiburan dan relaksasi (53 persen), pengetahuan dan keahlian yang berguna (41 persen), menjelajahi dunia (40 persen), mendapat berita dan kabar terkini (36 persen), ekspresi diri (34 persen), menjalin pertemanan (30 persen).

Selain itu platform video pendek juga dianggap berperan sebagai jembatan dalam berkomunikasi (26 persen), menghubungkan dengan lingkaran sosial sehari-hari (25 persen), dan belanja (22 persen).

“Ada yang mencari pengetahuan atau cari berita. Dulu kita cari berita di media mainstream. Tapi sekarang platform short video menjadi sumber untuk mendapatkan berita dan kabar terkini,” ucap dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement