REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Segala yang ada pada diri Nabi Muhammad SAW terkandung keteladanan, termasuk apa yang dilakukan beliau SAW kepada anak-anak kecil. Nabi Muhammad SAW menunjukkan bagaimana bersikap kepada anak kecil. Ucapan yang tampak sangat sederhana, memiliki arti yang dalam bagi mereka.
Ada ucapan sederhana yang sering disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada Hasan bin Ali, cucu beliau, yang masih kecil. Al Bara meriwayatkan bahwa dia melihat Nabi Muhammad SAW dan Hasan ada di pundak beliau SAW. Kemudian Nabi SAW mengucapkan, "Ya Allah, sungguh aku menyayanginya, maka sayangilah ia."
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah, suatu ketika dia bersama Nabi Muhammad SAW di salah satu pasar di Madinah. Saat beliau SAW pergi, Abu Hurairah pun ikut pergi bersama Nabi Muhammad SAW.
Kemudian beliau bertanya, "Di mana anak kecil?" Nabi SAW kemudian memanggil-manggil anak-anak kecil hingga tiga kali. "Panggilah Hasan bin Ali," sabda Nabi SAW. Lantas datanglah Hasan sambil berjalan. Di leher Hasan ada sikha (benak yang dibentuk menjadi kalung).
Nabi SAW pun memeluknya. Begitu pun Hasan, yang membalas pelukan kakeknya itu. Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ya Allah, aku sungguh menyayanginya. Cintailah ia dan cintailah orang-orang yang mencintainya."
Karena itu pula, Abu Hurairah berkata, "Tidak ada seorang pun yang lebih aku sayangi daripada Hasan bin Ali setelah aku mendengar sabda Rasulullah SAW itu." (HR Bukhari)
Ucapan yang tampak sederhana, "Aku menyayangimu", kepada anak kecil tentu sangat membekas dalam hatinya. Ucapan tersebut sangat disenangi mereka, apalagi jika itu didengar langsung oleh orang tuanya. Ucapan sayang dari orang tua kepada anak-anaknya, akan membuat mereka merasakan hadirnya kasih sayang dan kehangatan.
Kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada anak-anak memang tidak ada tandingannya. Nabi Muhammad SAW pernah memiliki seorang putra dari istrinya yang bernama Mariah Qibtiyah. Anak tersebut dinamai Ibrahim. Beliau SAW sangat menyayanginya.
Anas bin Malik meriwayatkan kisah kecintaan Nabi Muhammad SAW kepada putranya itu. Anas bercerita tentang Nabi SAW ketika mengunjungi rumah Abu Saif Al Qain, pengasuh yang menyusui Ibrahim. Di sana beliau SAW mengambil Ibrahim dan menciumnya.
"Di lain waktu, kami mengunjunginya tetapi Ibrahim telah wafat. Rasulullah SAW pun meneteskan air mata," kata Anas dalam riwayatnya. Kemudian, masih dalam riwayat yang sama, Abdurrahman bin Auf bertanya mengapa Nabi SAW menangis.
Nabi SAW bersabda, "Wahai Ibnu 'Auf, ini adalah tangisan kasih sayang." Rasulullah SAW bersabda lagi, "Mata boleh menangis, hati boleh bersedih, dan tidaklah kita berkata kecuali apa yang diridhai oleh Rabb kita. Kami sedih berpisah denganmu, wahai Ibrahim." (HR Bukhari). Ibrahim wafat di usianya yang masih 16 bulan.