Senin 13 Mar 2023 20:42 WIB

Geruduk Rektorat, Mahasiswa UGM Demo Tolak Rencana Kebijakan Uang Pangkal

Aksi mahasiswa dimulai dengan pembacaan puisi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar unjuk rasa menolak rencana kebijakan uang pangkal di Gedung Rektorat, UGM, Sleman, Senin (13/3).
Foto: Febrianto Adi Saputro
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar unjuk rasa menolak rencana kebijakan uang pangkal di Gedung Rektorat, UGM, Sleman, Senin (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ratusan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi unjuk rasa penolakan terhadap rencana kebijakan penerapan uang pangkal di depan Gedung Rektorat UGM, Sleman, Senin (13/3/2023) siang. Berdasarkan pantauan Republika, massa unjuk rasa memulai aksi long march dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fisipol) UGM sekitar pukul 14.00 WIB.

Mahasiswa menyanyikan yel-yel sepanjang melakukan long march. Para mahasiswa juga membentangkan spanduk bertuliskan penolakan terhadap kebijakan uang pangkal.

"Tangkal Uang Pangkal," bunyi tulisan salah satu spanduk yang dibentangkan sejumlah  mahasiswa dalam aksi tersebut. Aksi mahasiswa dimulai dengan pembacaan puisi.

Unjuk rasa mengangkat tema 'UGM Mencari B(Z)akat' itu. Selain berpuisi, mahasiswa juga tampil berorasi dan menampilkan pertunjukan  musik.

Tim advokasi BEM KM UGM, Al Syifa Rachman mengatakan, mahasiswa menolak terkait rencana kebijakan uang pangkal. Alasannya karena UGM selama ini memiliki nilai kerakyatan.

"Kenapa kita menolak? Karena UGM ini punya nilai kerakyatan yang artinya semua orang harusnya bisa menempuh pendidikan di sini," ujarnya.

Selain itu, Al Syifa juga mengatakan kondisi keuangan UGM dalam keadaan baik-baik saja. Sehingga menurutnya tidak diperlukan kebijakan uang pangkal.

"Jika kita menilik di kampus-kampus lain uang pangkal wajib dan harus diterapkan ke seluruh mahsiswa yang masuk melalui jalur mandiri yang mana kita gak bisa menjamin bahwa calon maba ini dengan kondisi perekonomian mampu. Kami ingin memperjuangkan hal itu," tegasnya.

Sekitar pukul 15.00 WIB, Rektor UGM, Prof Ova Emilia, menemui masa aksi. Selain Ova, hadir juga Wakil Rektor bidang Pendidikan dan Pengajaran Wening Udasmoro, Wakil Rektor bidang SDM dan Keuangan Supriyadi, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Arie Sudjito, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama,  Ignatius Susatyo Wijoyo, dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi Arief Setiawan Budi Nugroho.

Dalam kesempatan itu, Ova membantah UGM akan memberlakukan  kebijakan uang pangkal. Kata dia, UGM memberlakukan adanya sumbangan bagi mahasiswa mampu yang diterima melalui jalur Ujian Mandiri.

"Keliru kalau uang pangkal untuk semua. Uang pangkal itu hanya kita sebut sebagai sumbangan itu apa, ada di dalam mereka yang masuk melalui jalur Ujian Mandiri, UM. Dan satu lagi dia harus termasuk di dalam orang yang mampu, orang yang masuk UM terus gak mampu gimana? Ya enggak perlu," tegas Ova.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement