REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Tingkat inflasi Maret 2023 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tercatat sebesar 0,25 persen atau tertinggi dari lima kota Survei Biaya Hidup (SBH) lainnya di Jateng.
"Selain tertinggi dari lima kota SBH, tingkat inflasi di Kudus juga lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi di Jateng yang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, sedangkan nasional mengalami inflasi sebesar 0,18 persen," kata Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa di Kudus.
Dari lima kota SBH di Jateng, kata dia, kota yang mengalami inflasi, selain Kudus ada Kota Cilacap sebesar 0,19 persen, Kota Purwokerto 0,1 persen, Kota Surakarta 0,24 persen, dan Kota Semarang 0,2 persen. Sedangkan satu kota SBH lainnya mengalami deflasi yaitu Kota Tegal deflasi 0,03 persen.
Ia mengungkapkan komoditas utama penyebab inflasi, yakni bensin, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang putih. Sedangkan komoditas utama yang menahan laju inflasi yaitu cabai merah, bawang merah, telepon seluler, ikan lele, dan beras.
Meskipun semua kota SBH juga mengalami dampak kenaikan harga jual bensin, kata dia, untuk Kudus hingga terjadi inflasi tertinggi karena terdongkrak oleh kenaikan harga jual mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/ LCGC) yang mengalami kenaikan batas atas sebagai respons produsen atas kenaikan -harga suku cadang dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).
Sementara itu kabupaten/kota di Jateng yang sudah memberlakukan kenaikan harga jual mobil, yakni Kudus dan Tegal, meskipun kenaikannya juga sangat kecil.
"Untuk melihat tingkat permintaan masyarakat terhadap alat transportasi darat tersebut tentunya harus melihatnya pada April 2023," ujarnya.
Sementara itu laju inflasi tahun kalender Maret-Desember 2023 sebesar 0,88 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun Maret 2023 terhadap Maret 2022 sebesar 5,59 persen.