Jumat 14 Apr 2023 15:36 WIB

Olahraga yang Baik Harus Disesuaikan dengan Kondisi Fisik

Cara hidup sehat sembari bekerja bisa dimulai dari berbagai hal sederhana.

Dokter Firlihanny Anggraini dari Klinik Pratama Perpustakaan Nasional pada seminar
Foto: Dok Republika
Dokter Firlihanny Anggraini dari Klinik Pratama Perpustakaan Nasional pada seminar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rata-rata setengah hari kita dihabiskan untuk bekerja. Duduk di depan komputer, melakukan survei lapangan, hingga terjebak macet kepadatan lalu lintas. Semua itu, tentu berdampak kepada kesehatan. Sayangnya, tidak semua tempat kerja menyediakan fasilitas kesehatan di kantor. Selain olahraga, cara hidup sehat sembari bekerja bisa dimulai dari berbagai hal sederhana.

"Sehat adalah keadaan yang baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi," ujar dokter Firlihanny Anggraini dari Klinik Pratama Perpustakaan Nasional pada seminar 'Kesehatan Fiterasi Badan Sehat Kerja tidak Terhambat' di Jakarta, Jumat (14/4/2023).

Aktivitas fisik seperti olahraga sangat mendukung untuk menciptakan kondisi tubuh yang sehat. Jika waktu senggang yang dimiliki sempit, kata Firlihanny, aktivitas jalan kaki atau menaiki tangga tempat kerja bisa dimaksimalkan.

Olahraga pada prinsinya adalah kegiatan mengolahragakan tubuh. Olahraga yang baik harus disesuaikan dengan kondisi fisik. Jika mempunyai persoalan pada tubuh, tidak usah dipaksakan dengam olahraga menggunakan beban. "Namun, jika sudah expert bisa ditambah intesitasnya," ujar binaragawan Arief Himawan Affandi.

Kondisi sehat dengan tubuh yang ideal tentu menjadi idaman bagi semua orang. Meski hal tersebut amat dipengaruhi dari asupan yang dikonsumsi. Menurut ahli gizi dokter Nany Budiman, komposisi asupan harus lengkap.

Tinggal porsinya saja yang disesuaikan karena kondisi sehat tiap orang berbeda-beda. "Ada tiga hal penting yang mesti diingat ketika makan, yakni jadwal, jenis, dan jumlah. Semua harus terpenuhi, baik kondisi sakit maupun sehat," jelas Nany.

Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar mengatakan, fiterasi tidak sekadar dimaknai sebagai kondisi tubuh sehat lahir batin. Kesehatan mental juga wajib diperhatikan.

Terjaganya kesehatan mental malah bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, salah satunya dengan membaca buku. "Membaca buku selain mampu menurunkan tingkat stress dan menurunkan tingkat  depresi juga mampu mencegah penyakit alzheimer," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement