Pada awal abad ke-20, "trotoar" ditulis dengan banyak ejaan. G Grousta mencatat ada dua kata yang bermakna sama, tetapi penulisan masing-masing juga berbeda. Ada kata “trotoir” dan “reuthwer”. Grousta menulisnya pada 16 Agustus 1911, di majalah De Applicant, dan dikutip ulang oelh berbagai koran di Belanda dan Hindia Belanda.
Di masa itu, di Belanda ada ejaan Kollewijn dan ejaan De Vries - Te Winkel. Tapi banyak orang yang mengabaikannya dan sesuka hati menuliskannya. Trotoar menjadi korban. Ada sembilan tulisan yang berbeda dari trotoar yang dicatat G Grousta dari berbagai tulisan. Ada tiga tulisan “reuthwer” yang berbeda pula.
Tulisan itu: tretoir , troittoir, trotoir, trotair, trothoir, traitor, troittror, trotter, troittor. Lalu ada: reuthwer ('t trotoar = t rottoir, maka awal r), reutwar, retwar.
“Saya tidak tahu bagaimana ejaannya disederhanakan, mungkin: ‘trotoaar’, tetapi pilihan orang-orang seperti disebut di atas tidak terlayani olehnya,” kata Grousta. Saat ini, seperti ditulis di Kamus Belanda-Indonesia yang diterbitkan oleh KITLV-Jakarta - Gramedia, ditulis “trottoir”.
Priyantono Oemar