REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade menilai, lumrah jika PDIP mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang merupakan kadernya sebagai bakal calon presiden (capres) 2023. Dia melihat, setiap partai menjadikan kadernya untuk diusung sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Setiap partai kan sudah punya jagoan masing-masing ya. Tentu nanti akan ada komunikasi lanjutan, tapi jelas kalau Gerindra kan kita mau mengusung calon presiden, bukan calon wakil presiden," ujar Andre kepada wartawan di Jakarta, Ahad (23/4/2023).
Partai Gerindra sudah menetapkan Prabowo Subianto sebagai capres 2024. Hal tersebut merupakan keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra pada Agustus 2022.
Baca: Mengenang Kembali Perjanjian Batu Tulis Antara Megawati dan Prabowo
Terkait dinamika koalisi ke depan, menurut Andre, komunikasi antara ketua umum partai politik akan terus terjalin. Termasuk rencana Prabowo untuk bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Bicara dinamika koalisi ke depan, kita tunggu saja pertemuan para ketum yang akan bertemu. Termasuk rencana pertemuan Pak Prabowo dengan Bu Mega, kita tunggu saja," ujar Andre.
Pencapresan Ganjar oleh PDIP lantas dikaitkan terhadap wacana pembentukan Koalisi Besar pada Pilpres 2024. Saat ditanyakan kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, ia pun memberikan jawabannya.
"Ya namanya politik, saya kira rakyat memang harus punya pilihan, itu demokrasi," ujar Prabowo, usai bertemu Presiden Jokowi di kediamannya di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023).
Prabowo mengungkapkan, hingga saat ini, masih memantau dinamika politik yang berkembang. Meski begitu, ia menegaskan, yang paling penting adalah semua demi kepentingan negara dan rakyat.