ANTARIKSA -- Badan Antariksa Rusia, Roscosmos akhirnya sepakat untuk bertahan dalam program Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Tampaknya, Rusia mengabaikan kemarahannya pada sikap pemerintah Amerika Serikat (AS) demi menghargai kerja sama ilmiah yang telah dibangun selama ini dengan Badan Antariksa AS (NASA).
Tahun lalu, tak lama setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina l, pejabat Roscosmos mengatakan negaranya akan meninggalkan kemitraan di ISS setelah 2024 agar fokus membangun pos terdepannya sendiri di orbit rendah Bumi (LEO). Penyebabnya, Amerika secara terang-terangan mengkampanyekan permusuhan dengan Rusia dan menggalang dukungan untuk memboikot negara bekas Uni Soviet itu.
Sementara di ISS, Amerika sangat membutuhkan partisipasi Rusia. Di antaranya, selama ini astronot NASA menumpang pesawat antariksa Rusia, dan kekuatan pendorong ISS yang memungkinkannya tetap berada pada jalur orbitnya juga dipasok oleh pesawat antariksa Rusia.
Saat Roscocmos mengumumkan pemberhentian pastisipanya itu, mereka mengakui tetap menghargai NASA, tapi bukan pemerintahan AS. Namun, Amerika sempat mengalami kegalauan. Sebab, ISS baru akan berhenti beroperasi dan dijatuhkan ke bumi selambatnya pada 2031. NASA kemudian mendorong partisipasi swasta untuk menggantikan yang akan ditinggalkan Rusia.
Namun, tidak adanya jadwal pasti Rusia meninggalkan ISS pada tahun depan membuka kemungkinan mereka akan tetap bertahan selama beberapa tahun lagi. Hal itu menjadi terang pada Kamis, 27 April 2023, atau Jumat pagi tadi waktu Indonesia.
"Rusia telah mengonfirmasi akan mendukung operasi stasiun lanjutan hingga 2028," tulis pejabat NASA dalam pembaruannya.
Mitra utama ISS lainnya adalah badan antariksa Eropa, Kanada, dan Jepang. Ketiganya telah menandatangani kontrak kemitraan hingga tahun 2030. Pejabat NASA itu menulis, ketiga negara tersebut berkomitmen bergabung dengan NASA di laboratorium yang mengorbit hingga akhir masa operasionalnya.
Mitra ISS mulai membangun laboratorium yang mengorbit pada tahun 1998, dan terus ditempati oleh astronot yang bergilir sejak November 2000. "Selama waktu itu, 266 orang dari 20 negara berbeda telah mengunjungi ISS dan melakukan lebih dari 3.300 percobaan dalam kondisi gayaberat mikro yang unik," menurut pejabat NASA.
Menurut NASA, dalam dekade ketiga operasinya, stasiun tersebut berada dalam era hasil penelitian, ketika platform dapat memaksimalkan hasil ilmiahnya. "Hasil bertambah, manfaat baru terwujud, dan demonstrasi penelitian dan teknologi inovatif dibangun di atas pekerjaan sebelumnya."
Meskipun ISS masih memiliki sisa umur yang cukup lama, NASA sudah bersiap menyerahkan tongkat estafet di LEO. Badan tersebut mendanai pengembangan beberapa konsep stasiun ruang angkasa swasta, dengan harapan setidaknya satu dari mereka akan menjalankan stasiunnya sebelum ISS menemui ajalnya. Kematian sedang memburu ISS dengan kepastian masuk kembali ke atmosfer bumi, yang membuatnya terbakar hingga hanya sisa tulang-tulangnya yang menghujam bumi.
"Kehadiran awak yang berkelanjutan di LEO dalam jangka panjang adalah kunci pencarian umat manusia untuk memperluas jejaknya ke bulan dan Mars," kata pejabat NASA. Sumber: Space.com