Sabtu 29 Apr 2023 17:25 WIB

Pakar Maritim Sebut Tersus LNG Sidakarya Terintegrasi Penataan Kawasan 

Bali sebagai destinasi wisata bahari butuh infrastruktur yang memadai.

Kapal LNG (ilustrasi)
Foto: Gareth Fuller/PA via AP
Kapal LNG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pakar Maritim Ketut Sudiarta menyebut kawasan Pantai Sidakarya, Intaran dan adalah kawasan paling ideal untuk membangun terminal khusus LNG.  Dibandingkan daerah lain, sulit menemukan kawasan yang ideal untuk membangun tersus LNG seperti Sidakarya. 

Ia menegaskan, kawasan tersebut bisa meminimalisir kerusakan lingkungan, sekaligus  menata kawasan pantai agar lebih bernilai ekonomi dan mempertahankan kelestarian budaya. 

"Saya pertaruhkan reputasi keilmuan saya, Di situlah lokasi yang paling cocok dari sisi ekologi, tidak merusak terumbu karang, karena di area dredging tidak ada terumbu karang," katanya dalam siaran pers, Kamis (27/4/2023). 

Rencana pembangunan tersus LNG Sidakarya tidak berdiri sendiri, namun juga terintegrasi dengan melakukan penataan kawasan yang meliputi kawasan pesisiri Intaran, Serangan, dan Sidakarya. Manfaatnya dinilai sangat besar karena dengan adanya material pasir hasil pengerukan bisa digunakan untuk  menata kawasan tersebut. 

"Bahkan termasuk membantu menata kawasan banjir  kota Denpasar, di daerah Renon, muaranya belum dinormalisasi, terjadi pendangkalan karena pasir dan sampah. Meski ada embung di Sanur, tetap butuh normalisasi," jelasnya. 

Karena itu sebagai ahli manajemen sumber daya perairan ia menyampaikan bahwa pembangunan tersus LNG Sidakarya tidak boleh berdiri sendiri tanpa menata kawasan sekitarnya. Termasuk merevitalisasi pelabuhan Serangan.

Bali sebagai destinasi wisata bahari terbesar di Asia Tenggara, menurut dia, butuh infrastruktur yang memadai. Pelabuhan Sanur untuk memenuhi pelayaran ke Nusa Penida sudah tidak memadai, setiap pagi macet parah akses menuju pelabuhan. "Karena kapasitas untuk 1.000 dipakai oleh 10 ribu, sehingga sumbatan ini harus dipecah dengan mengaktifkan Pelabuhan Serangan," jelasnya. 

Hanya saja sekarang ini Pelabuhan Serangan tidak punya cukup fasilitas. Lahan yang tersedia  tak lebih hanya 600 meter persegi, ini tak cukup sebagai tempat parkir.  Karena itu material hasil keruk bisa menambah luasan lahan pendukung pelabuhan Serangan. 

Sekaligus digunakan untuk menata water front city-nya, sehingga pembangunan terintegrasi, termasuk pemberian akses jalan menuju pantai dari Sidakarya.  Warga pun bisa mendapatkan akses langsung ke pantai untuk berbagai keperluan, baik itu melaut maupun mengadakan acara adat Melasti, yang sekarang tertutup Mangrove.

Sederet manfaat inilah yang membuat warga senang dan sekarang mendukung. Apalagi konsep pembangunan Tersus LNG Sidakarya melibatkan ekonomi warga lewat kepemilikan saham dari badan usaha desa sekitar lokasi. "Ini model privat partnership plus community yang bisa dicontoh di tempat lain," jelasnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement