REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- ANA Holdings Inc mengatakan pihaknya membukukan laba bersih 89,48 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2023. Kinerja ANA kembali ke titik hitam untuk pertama kalinya dalam tiga tahun setelah Jepang melonggarkan aturam yang mendorong permintaan perjalanan.
Laba bersih menandai perubahan haluan ANA dari kerugian 143,63 miliar yen tahun sebelumnya. "Penjualan melonjak 67,3 persen menjadi 1,71 triliun yen," kata induk dari All Nippon Airways dikutip dari Japan Today, akhir pekan ini.
Peningkatan bottom line perusahaan juga didukung oleh pembukuan aset sebelum pajak.
Permintaan perjalanan domestik terus pulih berkat tidak adanya pembatasan perjalanan di Jepang sepanjang tahun fiskal. Sementara pelonggaran langkah-langkah kontrol perbatasan Jepang dari musim gugur lalu membantu meningkatkan jumlah pengunjung asing.
Presiden ANA Koji Shibata menyatakan harapannya bahwa rencana pemerintah untuk menurunkan status wabah corona ke tingkat yang setara dengan influenza musiman pada 8 Mei akan lebih menguntungkan industri pariwisata. "Kami mengharapkan dampak positif pada operasi domestik dan internasional kami," kata Shibata dalam konferensi pers.
Klasifikasi ulang Covid-19 akan memudahkan tindakan pencegahan seperti membatasi pergerakan individu yang terinfeksi dan kontak dekat mereka. "Permintaan untuk penerbangan domestik mencapai 93 persen dari tingkat pra-pandemi pada akhir Maret sementara penerbangan internasional pulih menjadi 54 persen dari tingkat 2019," kata ANA.
Untuk tahun fiskal saat ini yang berakhir Maret tahun depan, perusahaan memperkirakan laba bersih turun 10,6 persen menjadi 80 miliar yen dari penjualan 1,97 triliun yen. Perusahaan mengharapkan permintaan untuk penerbangan domestik dan internasional masing-masing rata-rata sekitar 95 persen dan 70 persen dari tingkat sebelum pandemi, untuk tahun bisnis saat ini.