Kamis 04 May 2023 00:26 WIB

Aktivitas Laut Banda Picu Gempa

Aktivitas subduksi Laut Banda memicu gempa dengan magnitudo 5,3 di wilayah Maluku.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa aktivitas subduksi Laut Banda memicu gempa dengan magnitudo 5,3 di bagian wilayah Provinsi Maluku pada Rabu pukul 13.15 WIB. (ilustrasi)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa aktivitas subduksi Laut Banda memicu gempa dengan magnitudo 5,3 di bagian wilayah Provinsi Maluku pada Rabu pukul 13.15 WIB. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa aktivitas subduksi Laut Banda memicu gempa dengan magnitudo 5,3 di bagian wilayah Provinsi Maluku pada Rabu pukul 13.15 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa pusat gempa bumi itu berada di laut pada kedalaman 93 km di koordinat 3,58 Lintang Selatan dan 128,74 Bujur Timur, sekira 40 km dari Maluku Tengah. "Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda," katanya.

Baca Juga

Menurut dia, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal).

Ia mengatakan bahwa gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Saparua dan Kairatu pada skala intensitas III Modified Mercally Intensity(MMI), getarannya dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.

Di daerah Ambon dan Masohi, gempa dirasakan pada skala intensitas II MMI, getarannya dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi (menimbulkan) tsunami," kata Daryono.

Menurut pantauan BMKG, hingga pukul 13.30 WIB tidak adaaktivitas gempa bumi susulan setelah gempa dengan magnitudo 5,3 yang terjadipukul 13.15 WIB.

Daryono mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal tidak mengalami kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement