Senin 08 May 2023 16:42 WIB

Ekonom: Dampak Gagal Bayar Utang AS tak Berdampak Signifikan ke RI

Dampak dari potensi tersebut perlu ditinjau dari kondisi dependensi terhadap AS.

Red: Friska Yolandha
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan berpendapat dampak risiko gagal bayar utang Amerika Serikat (AS) tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia.
Foto: AP/DARRYL DYCK/The Canadian Press
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan berpendapat dampak risiko gagal bayar utang Amerika Serikat (AS) tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan berpendapat dampak risiko gagal bayar utang Amerika Serikat (AS) tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia. Dia menjelaskan dampak dari potensi tersebut perlu ditinjau dari kondisi dependensi Indonesia terhadap AS.

"Dampak dari potensi kegagalan bayar utang ini sifatnya temporer, tidak akan berdampak sangat jauh karena yang diserang tentunya dari sektor keuangan," kata Abdul Manap dalam diskusi Indef yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Baca Juga

Dari sektor perdagangan, Abdul Manap mengatakan potensi dampak yang muncul akan berasal dari permintaan ekspor impor oleh AS. Sebab, bila kesulitan membayar utang, maka ada kemungkinan AS akan mengurangi permintaan ekspor impor ke Indonesia.

Meski begitu, kontribusi ekspor impor AS terhadap Indonesia tak terlalu signifikan, yakni sebesar 9,22 persen untuk ekspor dan 4,79 persen untuk impor. Persentase tersebut masih jauh dari kontribusi ekspor impor negara-negara ASEAN yang sebesar 18,98 persen untuk ekspor dan 17,31 persen untuk impor.