Kamis 11 May 2023 21:44 WIB

Kemenkes: Epidemi HIV Berkolerasi Erat dengan Naiknya Kasus Sifilis

Infeksi menular seksual merupakan pintu masuk infeksi HIV.

Api lilin membentuk pita merah simbol kesadaran dan dukungan universal untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Pengendalian HIV berhubungan erat dengan sifilis.
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
Api lilin membentuk pita merah simbol kesadaran dan dukungan universal untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Pengendalian HIV berhubungan erat dengan sifilis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa masa epidemi HIV di Indonesia berkolerasi erat dengan naiknya kasus penyakit sifilis. Penyakit yang juga disebut "raja singa" itu merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.

"Epidemi HIV, khususnya di Indonesia, sangat berkaitan dengan peningkatan kasus sifilis, baik di populasi kunci maupun pada populasi umum," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Baca Juga

Imran menjelaskan IMS merupakan salah satu penyebab permasalahan kesehatan, sosial, dan ekonomi, di banyak negara. Padahal, banyak penyakit akibat IMS yang dapat dicegah dan diobati.

Hanya saja, terkadang stigma yang ada dalam masyarakat membuat penderita enggan untuk diperiksa dan malas berobat. Padahal, pengendalian HIV berhubungan erat dengan sifilis.

Hal itu, menurut Imran, karena IMS merupakan pintu masuk infeksi HIV. Di sisi lain, sifilis dapat meningkatkan risiko tertular HIV sampai 300 kali lipat.

Kondisi yang berisiko itulah yang kemudian bisa memicu anak terlahir cacat akibat sifilis atau positif sifilis sejak berada dalam kandungan. Akibat lainnya, infertilitas akibat gonore, angka kelahiran mati semakin meningkat, dan infeksi human papillomavirus sebagai pencetus kanker mulut rahim yang juga menjadi penyebab kematian yang cukup besar saat ini.

"Maka pengendalian IMS sudah menjadi seharusnya menjadi program yang harus dilaksanakan mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama hingga fasilitas kesehatan tingkat lanjut," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement