REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Setelah bertahan lima hari Rp 26.000 per kg, harga telur ayam di pasar tradisional Kota Bandar Lampung kembali naik menjadi Rp 28.000 per kg pada Sabtu (13/5/2023). Kenaikan harga telur ayam diduga karena terjadi penurunan pasokan ke pedagang dari agen.
Berdasarkan keterangan pedagang di Pasar Cimeng, Bandar Lampung, Sabtu (13/5/2023), kenaikan harga telur ayam ini, diperkirakan karena pasokan mulai berkurang, sehingga agen telur ayam mulai menaikkan harga.
Para pedagang telur merasakan kenaikan mulai drastis dari Rp 26.000 menjadi Rp 28.000 per kg. Diperkirakan harga telur akan kembali naik hingga Rp 29.000 per kg, seperti pada akhir tahun 2022 lalu.
“Biasanya naik lagi bisa mencapai Rp 29.000 per kg,” kata Mulyadi, penjual telur di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung.
Kenaikan harga telur ayam ini, menurut dia, pihak agen mulai merasakan adanya pengurangan stok telur ayam. Dalam seperti berisi 15 kg telur ayam, pihak agen sudah menjual Rp 405.000. “Pengecer terpaksa menaikkan jadi Rp 28.000 per kg,” katanya.
Sedangkan warung-warung yang menjual telur ayam, menjual dengan harga Rp 28.500 per kg. Namun, bagi pembeli yang membeli setengah kilogram, pedagang warung menjualnya Rp 15.000.
“Kalau kami di warung harga telur berubah-ubah terus, sekarang Rp 28.500. Beli setengah Rp 15.000,” kata Pipih, pedagang warung di Kemiling.
Pedagang di Pasar Tamin mengatakan, saat menjelang musim haji, biasanya banyak warga yang menggelar hajatan pesta pernikahan. Untuk itu, kebutuhan telur ayam di Pasar Tamin selalu meningkat.
“Kalau musim haji banyak yang pesta, biasanya borong telur ayam,” kata Warso, pedagang bahan pokok kebutuhan dapur rumah tangga di Pasar Tamin, Bandar Lampung.
Menurut dia, musim haji biasanya, rata-rata yang membeli telur ayam beberapa peti dari perusahaan katering, atau kelompok ibu-ibu yang memasak di sebuah hajatan pernikahan di kampung.