REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Barat menyiapkan langkah antisipasi terjadinya kebakaran hutan di wilayah selatan dan barat daya Kabupaten Banyumas serta wilayah barat Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada musim kemarau 2023.
"Wilayah kami, di antaranya Wangon, Lumbir, dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, serta Jeruklegi, Kawunganten, Majenang, dan Wanareja, Kabupaten Cilacap. Kebetulan wilayah kami tidak ada yang masuk lereng Gunung Slamet," kata Administrator Perum Perhutani KPH Banyumas Barat Arif Fitri di Purwokerto.
Terkait langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan, dia mengatakan Kantor Pusat Perum Perhutani telah memerintahkan jajarannya untuk berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya. Seperti TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Satuan Polisi Pamong Praja.
Selain itu, kata dia, pihaknya di tingkat KPH juga telah membentuk tim atau satuan pencegahan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (satdamkarhutla).
"Di tingkat KPH ada Posko Pengendali yang diketuai wakil administrator. Kemudian di tingkat BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) ada Pos Koordinasi Lapangan dengan penanggung jawab asper (asisten Perhutani) serta Posko Pelaksana di tingkat kemantren dengan penanggungjawab kepala RPH (Resor Pemangkuan Hutan) atau Mantri," katanya.
Menurut dia, upaya antisipasi kebakaran tersebut juga dibantu oleh Masyarakat Peduli Api (MPA), Masyarakat Mitra Polisi Hutan, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
"Ini contoh yang sudah ada di Desa Jeruklegi, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap dan Desa Dermaji, Kecamatan Gumelar, Banyumas," ujar dia.
Ia mengatakan di Posko Pengendali maupun di masing-masing Pos Koordinasi Lapangan dan Posko Pelaksana juga dilengkapi berbagai alat pemadam kebakaran, seperti pompa air dan selangnya, 'gepyok', cangkul garpu, serta pompa air gendong yang bisa dibawa masuk ke hutan.
Menurut dia, pihaknya juga telah bergabung dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) Bencana Alam yang dibentuk oleh BPBD Kabupaten Banyumas beberapa waktu lalu.
"Acara pembentukan TRC itu juga diisi dengan pembekalan terkait teknis penanganan bencana alam termasuk kebakaran hutan dan lahan," jelasnya.
Lebih lanjut, Arif mengatakan wilayah hutan Perhutani Banyumas Barat yang rawan kebakaran rata-rata berada di pinggir jalan raya, seperti kawasan hutan Kubangkangkung dan Karangpucung (Cilacap) dan kawasan hutan di sisi timur ruas jalan Wangon-Ajibarang (Banyumas).
Menurut dia, kejadian kebakaran hutan di wilayah itu biasanya disebabkan oleh faktor manusia yang membuang puntung rokok sembarangan.
"Antisipasi yang kami lakukan adalah dengan menghilangkan rumput-rumput kering atau benda mudah terbakar yang ada di kawasan hutan. Kami juga akan membuat papan peringatan antisipasi kebakaran," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembinaan kepada masyarakat sekitar hutan agar tidak membuat api di dalam hutan. "Dalam kegiatan pertanian di hutan, khususnya saat menghilangkan rumput atau gulma, jangan dibakar," kata dia.
Menurut dia, salah satu kendala yang dihadapi saat terjadi kebakaran hutan adalah ketersediaan air untuk proses pemadaman, karena ketersediaan air saat musim kemarau sangat minim.
Oleh karena itu, mobil bak terbuka maupun dobel kabin yang biasa digunakan untuk patroli Polisi Hutan Perhutani Banyumas Barat dilengkapi dengan tangki penampung air yang bisa digunakan sebagai sumber air saat terjadi kebakaran hutan.