Selasa 06 Jun 2023 13:17 WIB

Motif Pria di Yogyakarta Mengaku Korban Klitih Terungkap: Ingin Cari Perhatian

Pelaku sampai membuat laporan palsu kepada polisi terkait kejadian tersebut.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Proses rekonstruksi terkait laporan palsu kejahatan jalanan (klitih) yang dilaporkan terjadi di Jalan Senopati, Kota Yogyakarta atau di sekitar kawasan Taman Pintar yang digelar di lapangan Polresta Yogyakarta, Selasa (6/6/2023).
Foto: Silvy Dian Setiawan
Proses rekonstruksi terkait laporan palsu kejahatan jalanan (klitih) yang dilaporkan terjadi di Jalan Senopati, Kota Yogyakarta atau di sekitar kawasan Taman Pintar yang digelar di lapangan Polresta Yogyakarta, Selasa (6/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archye Nevadha mengatakan, motif AYN (30) yang mengaku menjadi korban kejahatan jalanan (klitih) karena ingin mencari perhatian. AYN bahkan sampai membuat laporan palsu kepada polisi terkait kejadian tersebut.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, untuk motif diduga pelaku, pelaku senang apabila diperhatikan oleh teman-temannya," kata Archye usai digelarnya proses rekonstruksi laporan palsu tersebut di lapangan Polresta Yogyakarta, Selasa (6/6/2023).

AYN sebelumnya mengaku menjadi korban kejahatan jalanan yang terjadi di Jalan Senopati, Kota Yogyakarta, atau tepatnya di sekitar kawasan Taman Pintar. Pelaku pun menderita luka sayatan di tangan kirinya, yang mana luka tersebut disayat sendiri oleh AYN.

Archye menyebut, pelaku menyayat diri sendiri karena ingin diperhatikan oleh teman-temannya. Lukanya tersebut juga sempat diunggah oleh ke media sosial, hingga akhirnya membuat laporan palsu ke polisi.

"Dia senang kalau diperhatikan sama teman-temannya, dan ketika teman-temanya perhatian dan membantu, dia merasa diperhatikan," kata Archye.

Terkait dengan pelaku yang berani membuat laporan palsu, Archye menuturkan, hal tersebut dilakukan AYN sebagai pertanggungjawaban atas informasi yang disampaikan ke teman-temannya.

Dengan begitu, ia bisa meyakinkan teman-temannya bahwa kejahatan jalanan yang dialaminya tersebut memang terjadi, meski itu hanya sekadar berita bohong.

"Untuk (motif untuk memberikan) laporan polisi karena dia ingin meyakinkan teman-temannya kalau misalkan kejadian tersebut benar. Jangan sampai dia dianggap bohong oleh teman-temannya, dan itu lah bentuk pertanggungjawaban setelah kejadian dia harus membuat laporan polisi sebagai bentuk pertanggungjawaban apa yang disampaikan," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement