REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY memperluas infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di wilayah Kabupaten Semarang. Selain di rest area Km 429 A ruas tol Semarang- Solo, PLN juga menambah SPKLU di pusat keramaian ibu kota Kabupaten Semarang di Ungaran.
Tahap pertama pengembangan infrastruktur kebutuhan kendaraan listrik ini disiapkan di Ungaran, tepatnya di kantor Unit Layanan Pelanggan (ULP) Ungaran, ibu kota Kabupaten Semarang. “Dengan adanya SPKLU di Ungaran ini, sekaligus untuk menjawab keraguan masyarakat terkait dengan kesiapan infrastruktur pendukung pengisian bagi para pengguna mobil listrik,” kata Senior Manager Distribusi PLN UID Jawa Tengah dan DIY, Eko Mulyo HW pada acara peresmian SPKLU di kompleks kantor PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Ungaran, Selasa (6/6/2023).
PLN, dia menjelaskan, akan terus menambah infrastruktur SPKLU di jalan. Sampai saat ini, jumlah SPKLU di Jawa Tengah ini sudah ada 30 unit SPKLU. “Di Kabupaten Semarang selain yang diresmikan hari ini, sebelumnya juga sudah disiapkan SPKLU oleh PLN di rest area Km 429 A,” katanya.
Eko juga menjelaskan, SPKLU disiapkan untuk tidak mengisi daya ketika dibutuhkan di jalan. Para pengguna mobil listrik ataupun sepeda motor listrik idealnya mengisi daya dari rumah masing-masing. Jadi, polanya tidak seperti kendaraan yang menggunakan BBM yang bisa mengisi di SPBU.
Artinya, para pengguna mobil listrik sebenarnya dimudahkan dengan bisa mengisi daya terlebih dahulu sebelum esok harinya digunakan untuk mendukung aktivitasnya. “Apalagi, mengisi daya di rumah lebih murah dari pada mengisi daya listrik di SPKLU,” ujarnya.
Manager Layanan Prioritas PLN UID Jawa Tengah dan DIY Andi Kurniawan menambahkan, saat ini populasi pengguna mobil listrik sudah semakin bertambah di wilayah Jawa Tengah.
Hal ini didasarkan dari peningkatan jumlah pengguna SPKLU secara yoy yang mengalami peningkatan 1.600 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022 lalu, walaupun 80 persen pengguna mobil listrik mengisi daya di rumah.
Berdasarkan data PLN, di Jawa Tengah hingga saat ini sudah ada setidaknya 160-an pengguna mobil listrik. Hal ini didasarkan pada jumlah pemasangan home charging service (HCS) di rumah.
“Jadi, secara kebutuhan, infrastruktur pendukung pengisian bagi daya mobil listrik ini setiap bulan dan tiap tahun memang semakin bertambah,” ujarnya.
Untuk fasilitas SPKLU atau pengisian daya yang disiapkan PLN, kata Andi, ada dua jenis, yakni fast charging dan ultra fast charging. Yang ultra fast charging bisa 200 KWh. Kalau ini 25 sampai 50 Kwh.
PLN berharap seiring dengan bertumbuhnya populasi atau pengguna mobil listrik, setiap kota di Jawa Tengah juga telah tersedia SPKLU yang diperhitungkan dan dipertimbangkan titik- titik penempatannya.
Misalnya di Ungaran ini dekat dengan daerah wisata seperti Bandungan dan lainnya sehingga dari Ungaran kalau mau menuju ke tempat-tempat wisata tersebut juga tidak terlalu jauh.
Atau kalau ke arah Yogyakarta juga sudah ada SPKLU di Kota Magelang, termasuk jalur-jalur lain di Jawa Tengah. Tarif SPKLU semua sama Rp 2.466 per KWh. Kalau pengisian daya di rumah tarifnya sama dengan tarif listrik rumah tangga, yakni Rp 1.700 per KWh.
“Untuk pengisian daya di rumah juga masih bisa mendapatkkan diskon tarif 30 persen jika mengisi daya di atas pukul 22.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengungkapkan, perluasan infrastruktur pengisian daya bagi kendaraan/ mobil listrik oleh PLN ini sejalan dengan instruksi presiden tentang penggunaan kendaraan listrik bagi perorangan, kendaraan operasional instansi pemerintahan, BUMN, hingga BUMD.
Pemkab Semarang akan mendukung dengan membantu mensnyosialisasikan fasilitas SPKLU ini. “Bahkan, jika populasi pengguna mobil listrik terus berkembang dan PLN membutuhkan titik-titik penambahan fasilitas pengisian daya Pemkab Semarang siap membantu,” katanya.