KURUSETRA -- Salam Sedulur... Seribu tiga ratus sembilan puluh satu tahun silam, Kota Madinah diselimuti awan duka setelah Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam wafat. Rasulullah meninggal dunia pada Senin, 8 Juni 632 Masehi (12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah) di panguan istrinya, Aisyah.
Di usia 63 tahun, Rasulullah menghembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya sakit selama dua pekan. Di hari meninggalnya Rasulullah, Kota Madinah pun berduka.
BACA JUGA: Berbeda dengan Orang NU, Warga Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut Saat Sholat Subuh, Ini Alasannya
.
Setelah Rasulullah wafat tongkat estafet kepemimpinan umat Islam bergantian ke tangan Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib) dan terus berganti hingga Islam menyebar ke seantero bumi, termasuk ke Nusantara. Indonesia pun menjadi salah satu negara dengan jumlah umat Islam terbanyak di dunia.
Hingga pra kemerdekaan, umat Islam menjadi tokoh utama dalam perjuangan kemerdekaan. Sejumlah organisasi Islam pun lahir di Indonesia, dua di antara yang paling besar adalah Muhammadiyah dan NU. Meski bersaudara dalam Islam dan sama-sama umat Nabi Muhammad, warga Muhammadiyah dan orang NU kerap berselisih dalam hal ibadah. Karena itu muncul pertanyaan, Nabi Muhammad itu Muhammadiyah atau NU?
BACA JUGA: Perbedaan dan Persamaan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) dengan NU Cabang Kristen
Seperti diketahui, NU dan Muhammadiyah didirikan dua saudara seperguruan, KH Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan. Keduanya masih sering dibanding-bandingkan, padahal menurut budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, kedua ormas ini tidak memiliki perbedaan.
Dalam satu ceramahnya, Cak Nun bertanya kepada para jamaah tentang Rasulullah, NU dan Muhammadiyah. Menurut Cak Nun, kita sebagai umat Islam jangan terjebak dengan politik identitas.
"Nabi Muhammad NU apa Muhammadiyah?" tanya Cak Nun.
"Sunni apa Syiah. HTI atau FPI," tanya lagi kepada jamaah yang dijawab berbeda-beda.
"Tidak semuanya. Tidak semuanya tho!"
BACA JUGA: Apa Itu Kristen Muhammadiyah (KrisMuha)?
Menurut Cak Nun, Rasulullah bukan Muhammadiyah, bukan NU, karena semuanya baik...
Rasulullah NU atau Muhammadiyah?
Menurut Cak Nun, jika Rasulullah bukan Muhammadiyah, bukan NU, bukan Sunni, bukan Syiah, HTI atau FPI, semua itu tidak akan menjadi ukuran ketika masuk Islam. "Jadi ukuran apa tidak itu nanti (identitas ormas)?"
"Kamu nanti kalau mau masuk surga pakai kartu anggota Banser atau tidak? Ora tho," tanya Cak Nun yang disambut tertawa jamaah.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Perdana Naik Pesawat, Orang Madura Duduk di Kursi Penumpang Lain, Saya Duduk Duluan
.
Cak Nun berpendapat, setiap umat Islam mau NU, Muhammadiyah atau ormas apa pun semuanya baik. "Jadi Banser bagus, jadi Ansor bagus, jadi Pemuda Muhammadiyah bagus, sepanjang kamu menjadi Banser, Kokam, atau apa pun yang membuat kamu menjadi lebih dekat dengan Allah dan menjadi kamu lebih baik kepada sesama manusia itu bagus," tegas Cak Nun.
"Jangan mengandalkan keakuan. Jangan mengandalkan identitas," tutur sahabat Gus Dur ini.
BACA JUGA: Di Hadapan Gus Dur, Ratusan Warga NU Jadi Orang Muhammadiyah Gara-Gara Sholat Tarawih
.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Anggota DPR Dipanggil Prof, Dikira Profesor Ternyata Provokator
> 3 Ulama Indonesia yang Jadi Imam di Masjidil Haram Mekkah
> Wirda Mansur Mimpi Bertemu Rasulullah dan Abu Bakar, Dimarahi karena tak Mau Menghafal Alquran
> Guntur Romli Sebut Pemukul Ade Armando adalah Preman yang Suka Bawa-Bawa Agama
> Pendeta Saifudin Ibrahim Sebut Gus Dur tidak Pernah Sholat
> Berburu Janda Pejabat Belanda di Batavia, Orang Tionghoa Cari PSK di Mangga Besar
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Cak Nun: Yang Mengatur Hujan Bisa Tuhan, Wakil-Wakil Tuhan, atau Makhluk Seperti Jin dan Manusia
> Humor Gus Dur: Biarkan Pendemo Lempari Rumah Soeharto, Paling Kacanya Pecah
> Humor Gus Dur: Deheman Kiai Bikin Santri yang Ketahuan Mencuri Ikan Nyaris Ngompol
> Humor Gus Dur: Pendeta Baptis Mobil Kiai, Dibalas Kiai Sunat Motor Pendeta
> Asal Usul Nama-Nama Tempat di Jakarta: Dari Ancol Sampai Kampung Ambon
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.