Kamis 15 Jun 2023 02:05 WIB

Cerita Ketua Umum Muhammadiyah Pimpin Yasinan Gara-Gara Dituding Wahabi

Pak AR dipaksa memimpin pengajian malam Jumat, malah ajarkan Yasinan Model Muhammadiyah.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
.
Foto: network /Kurusetra
.

KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.
KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Umat Islam di Indonesia sudah tahu jika warga Muhammadiyah tidak menjalankan tradisi tahlilan, yasinan, atau ziarah kubur. Namun, suatu waktu KH AR Fachruddin atau Pak AR yang pernah menjadi ketua umum Muhammadiyah dipaksa untuk memimpin pengajian malam Jumat dengan membaca tahlil dan Yasinan. Bagaimana ceritanya?

Cerita bermula gara-gara Pak AR dituding Wahabi sehingga beliau dipaksa memimpin pengajian Yasinan untuk meyakinkan warga jika tidak anti-pengajian Yasinan. Padahal, dalam Muhammadiyah tidak mengenal tradisi Yasinan karena disebut tidak ada tuntunannya dalam ajaran Islam.

BACA JUGA: Asal Usul Tradisi Tahlilan dan Yasinan di Malam Jumat, Cara Wali Songo Dakwahkan Islam di Tanah Jawa

.

Cerita Pak AR memimpin pengajian dirawikan Syukriyanto dalam buku Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR. Dalam buku itu, Syukriyanto yang merupakan anak kandung Pak AR menceritakan ketika masih muda berusia sekitar 18 tahun, ayahnya ditugaskan Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajar di sebuah sekolah Muhammadiyah yang berada di Ulak Paceh, Palembang.

Di Ulak Paceh, Pak AR muda bertemu seorang ulama terkenal dan disegani. Ulama itu disebut sangat membenci Muhammadiyah, bahkan ia akan bersikap sinis setiap bertemu dengan warga Muhammadiyah, termasuk Pak AR.

BACA JUGA: Alasan Orang Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut, tidak Ikut Tahlilan, dan Disebut Anti Ziarah Kubur

Pak AR selalu melewati depan rumah ulama tersebut setiap kali pergi mengajar. Pak AR pun selalu memberi salam meski salamnya tidak pernah dijawab.

Meski ulama tersebut cuek, Pak AR terus memberi salam setiap kali melewati rumah dan bertemu ulama tersebut. Pelan tapi pasti salam Pak AR dijawab, walau hanya dibalas dengan ucapan ‘Salam’ atau ‘lam’, tak ada sebersit pun rasa sesal dalam siri Pak AR.

BACA JUGA: Alasan Kenapa Warga Muhammadiyah tak Pernah Ikut Tahlilan

Pak AR semakin semangat mengucapkan salam pada ulama tersebut setiap kali bertemu. Hingga akhirnya ulama tersebut mau juga menjawab secara lengkap, disertai senyum pula.

Merasa salamnya mulai dijawab, Pak AR lalu...


KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.
KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.

PAK AR AJAK BERBINCANG

Merasa mendapat jawaban salam secara lengkap, Pak AR menghentikan langkahnya dan menjabat tangan ulama itu sambil tersenyum pula. Selanjutnya, terjadilah pembicaraan panjang.

”Apa guru orang Muhammadiyah (di Ulak Paceh, Pak AR biasa dipanggil dengan sebutan guru)?” tanya ulama tersebut.

“Ya, saya orang Muhammadiyah yang pernah belajar di Darul Ulum Muhammadiyah Yogyakarta,” jawab Pak AR.

.

BACA JUGA: Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

“Jadi guru benar-benar orang Muhammadiyah?” desak ulama.

“Ya, saya orang Muhammadiyah," jawab Pak AR.

“Lha, kok baik? balas ulama tersebut keheranan.

“Siapa bilang orang Muhammadiyah tidak baik?” Pak AR tersenyum.

“Ya, kata orang-orang, Muhammadiyah itu Wahabi, suka mengubah agama dan mengafirkan orang lain,” ucap ulama tersebut.

BACA JUGA: Alasan Orang Muhammadiyah tak Baca Doa Qunut, tidak Ikut Tahlilan, dan Disebut Anti Ziarah Kubur

“Itu kan kata orang-orang. Tapi Angku kan sudah melihat sendiri saya ini orang Muhammadiyah, bukan hanya kata orang-orang,” kata Pak AR bercanda.

“Kalau begitu, besok malam Jum’at, guru saya undang Yasinan. Bagaimana?” pinta ulama.

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah tidak Mudah Tertipu Dukun?

“Baik, Insya Allah,” Pak AR menyanggupi, meski sedikit bingung karena merasa tak pernah diajari Yasinan.

Pak AR pun datang memenuhi undangan pengajian Yasinan...


KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.
KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.

"Dipaksa" Memimpin Yasinan

Pak AR pun sempat kebingungan menanggapi ajakan tersebut. Bermacam pikiran pun mengganggu nyenyaknya, salah satunya kekhawatiran jika disuruh memimpin Yasinan, padahal ia belum pernah ikut dan belum tahu prosesi Yasinan.

Di tengah kekhawatiran itu, muncul ide yang menurut Pak AR relevan. Tibalah malam Jumat yang dijanjikan. Pak AR menghadiri undangan Yasinan.

BACA JUGA: Doa Qunut Menurut NU dan Muhammadiyah

.

Dugaan Pak AR benar. Beliau diminta memimpin Yasinan. “Selama ini Yasinan-nya seperti apa?” tanya Pak AR pada jamaah.

“Ya, seperti biasa,” jawab hadirin.

“Jadi bapak-bapak sudah bisa dan hafal semua?”

“Ya, sudah hafal.”

“Baiklah, kalau begitu sekarang kita Yasinan model baru supaya kita punya pengalaman baru. Setuju?” tanya Pak AR.

“Setuju!” jawab hadirin kompak.

BACA JUGA: Ilmuwan Dunia Sebut Muhammadiyah Ormas Islam Terbesar di Indonesia dan Dunia, Ini Buktinya

Dibacalah ayat pertama, dan salah seorang diminta untuk mengartikan. “Kalau tidak bisa akan saya bantu,” kata Pak AR.

Usai mengartikan, Pak AR menjelaskan apa itu Surah Yasin yang sering dibaca, apa arti dan maksud ayat-ayatnya. Jamaah pun menganguk-angguk.

BACA JUGA: Di Hadapan Gus Dur, Ratusan Warga NU Jadi Orang Muhammadiyah Gara-Gara Sholat Tarawih

Meski hanya satu dua ayat yang dibahas pada acara Yasinan itu, para jamaah puas dengan "Yasinan model Muhammadiyah". Bahkan ada permintaan agar dilanjutkan saat Yasinan mendatang.

“Bagi saya, terserah hadirin saja. Tentunya keputusan ada pada tetua kita Al-Mukarom Angu Ulama,” balas Pak AR sembari menebar senyum.

BACA JUGA: Humor Gus: Cinta Sejati Seperti Tarawih Mampu Bertahan Sampai 23 Rakaat, Tapi Mas Saya Muhammadiyah

Anehnya, ulama itu menyetujuinya. Meski begitu, untuk lebih baiknya, Pak AR meminta agar pelaksanaannya diselang-seling.

Pada Jumat malam gasal, Yasinan model lama dipimpin Angku Ulama; sedangkan pada Jumat malam genap Yasinan model baru diisi oleh Pak AR.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Perbedaan Muhammadiyah-NU, Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah, NU Ya Sama

Lama kelamaan, sang ulama menyerahkan tanggung jawab pada Pak AR sebagai pemimpin Yasinan. Selanjutnya, Yasinan tidak lagi berlangsung seperti hari-hari sebelumnya, melainkan berganti sebagai pengajian tafsir Alquran..

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.republika.co.id/posts/223121/cerita-ketua-umum-muhammadiyah-pimpin-yasinan-gara-gara-dituding-wahabi
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement