Kamis 15 Jun 2023 22:00 WIB

Mengapa Allah Memerintahkan Umat Islam Berkurban?

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan teladan berkurban.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Erdy Nasrul
Aktivitas di Pasar Hewan Manonjaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (14/6/2023). Penjualan hewan kurban di pasar itu jauh mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu ketika wabah PMK menyerang.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Aktivitas di Pasar Hewan Manonjaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (14/6/2023). Penjualan hewan kurban di pasar itu jauh mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu ketika wabah PMK menyerang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyembelih hewan kurban pada saat Idul Adha adalah salah satu syariat yang diperintahkan. Mengapa Allah memerintahkan hal tersebut?

Berkurban adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan merelakan, melepaskan apa yang dipunyai seseorang untuk dipersembahkan kepada Sang Khalik.

Baca Juga

Sejarah Kurban telah ada sejak dahulu kala, yaitu semenjak peristiwa Qabil dan Habil. Benda yang dipersembahkan bisa berupa hewan atau hasil tanaman. Lantas, apa tujuan ibadah kurban dalam Islam?

KH Ahsin Sakho dalam buku Oase Alquran: Petunjuk dan Penyejuk Kehidupan menjelaskan bahwa penyembelihan kurban bukan tujuan utama dalam ibadah yang satu ini. Sebab Allah tidak membutuhkan daging dan cipratan darah hewan yang dikurbankan.

Yang Allah butuhkan setelah seseorang berkurban, kata KH Ahsin, adalah terciptanya hati yang penuh ketakwaan kepada Allah yang berimbas pada seluruh aspek kehidupan. Inilah agama yang benar, hanif, dan diridai Allah.

Sedangkan dalam sejarah, pernah terjadi pengorbanan dengan anak manusia. Itulah yang pernah terjadi di Mesir dan Sudan sebagaimana diriwayatkan sejarawan. Peristiwa "penyembelihan" Nabi Ismail agaknya sebagai bentuk upaya menghentikan pengorbanan dengan manusia.

Sebaliknya, Allah mengganti kebiasaan ini dengan sesuatu yang bernuansa sosial, yaitu kambing. Hadirnya Islam tidak merombak adat kebiasaan yang buruk dengan frontal. Melainkan mengganti tradisi tersebut dengan yang lebih bermakna dalam kehidupan.

Bukankah dahulu bayi yang dilahirkan rambutnya diolesi darah hewan yang dipersembahkan kepada berhala, lalu oleh Nabi diganti dengan minyak Za'faran yang berwarna merah dan wangi?

Islam menghendaki agar ibadah yang berdimensi spiritual bisa melahirkan rasa sosial. Seperti ibadah sholat yang harus melahirkan semangat amar makruf nahi mungkar. Puasa harus melahirkan rasa empati terhadap yang miskin. Sholat dan zakat adalah dua kosa kata yang selalu bergandeng bersama, tak bisa dipisahkan.

Sedangkan penyembelihan kurban bukan tujuan utama. Ibadah kurban adalah cara agar manusia semakin lebih dekat kepada Allah SWT dan dekat terhadap sesamanya dalam aspek kehidupan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement